Ternate (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menetapkan sejumlah persyaratan yang dipenuhi sekolah terkait protokol kesehatan (prokes) dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang harus dipenuhi sekolah.
Kepala Bidang SMP Disdik Kota Ternate, Ruslan Hi Mustafa dihubungi di Ternate, Sabtu, mengatakan pelaksanaan sekolah tatap muka dalam masa pandemi COVID-19 dibagi dalam kelompok belajar untuk masuk pagi dan siang hari.
Menurut dia, pembagian kelas dibagi berdasarkan jumlah siswa dan untuk mata pelajaran hanya dua bidang studi di mana tiap mata pelajaran waktunya dua jam tanpa ada waktu istrirahat, guna mencegah adanya kerumunan siswa di sekolah.
Oleh karena itu, untuk pendidikan tatap muka yang telah diberlakukan juga akan diatur, ada yang masuk pagi dan ada kelas siang, namun pada saat proses pembelajaran sif pertama selesai ada rentan waktu yang ditentukan kemudian sif kedua masuk, sehingga kedua sif tidak akan bertemu.
"Kami telah meminta sekolah juga menerapkan protokol kesehatan, karena hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 03/KB/2020Nomor 612 Tahun 2020 Nomor HK.01.08/MENKES/502/2020," ujarnya.
Sejumlah sekolah baik tingkat TK/Paud, SD dan SMP di kota Ternate telah diinstruksikan untuk melakukan pengawasan ketat, agar tidak ada siswa yang berkerumun dan harus jaga jarak guna mengantisipasi penyebaran virus COVID-19.
Oleh karena itu, sesuai hasil pantauan, sejumlah sekolah saat selesai pelajaran, semua kelas dan lingkungan sekolah langsung dibersihkan dan disemprot cairan disinfektan.
Sementara itu, sejumlah siswa yang ditemui di sekolah menyatakan rasa senangnya, karena pelaksanaan keputusan bersama menteri untuk pelaksanaan pendidikan tatap muka telah diberlakukan bagi siswa di Kota Ternate sejak Kamis (19/11).
Seorang siswa MTS Kota Ternate, Muhammad Giebran ketika ditemui menyatakan senang dapat mendapatkan pelajaran melalui tatap muka, karena bisa mendapatkan pengetahuan secara langsung dari guru kelas dan bisa bertemu dengan teman-temannya di kelas, meskipun harus menggunakan protokol kesehatan ketat.