Komunitas peduli lingkungan "The Mulung" merancang aplikasi penggalangan dana untuk pengelolaan lingkungan di Provinsi Maluku dengan nama "Rumah Bersih Indonesia".
"Ini dibuat untuk menyediakan infrastruktur kepada masyarakat karena banyak sekali tempat di daerah Maluku yang infrastrukturnya belum memadai," kata pendiri komunitas The Mulung, Olyvia Jasso, kepada ANTARA di Ambon, Kamis.
Olyvia menjelaskan aplikasi Rumah Bersih Indonesia adalah sebuah platform digital penggalangan dana untuk berdonasi secara daring. Fokus Rumah Bersih Indonesia sendiri adalah untuk pelestarian lingkungan, salah satunya pembangunan infrastruktur kebersihan di daerah yang membutuhkan.
"Aplikasinya sudah jadi 80 persen, peluncurannya mungkin satu atau dua bulan lagi," ujarnya.
Baca juga: Ratusan satwa dilindungi dilepasliarkan selama periode Januari-Juli, begini penjelasannya
Selain itu, ia menjelaskan aplikasi tersebut juga menjadi tempat pengajuan program dan tempat berdonasi untuk kepentingan lingkungan. Caranya, pengguna bisa mengajukan proposal dengan menyertakan program apabila ada kegiatan yang membutuhkan bantuan di suatu daerah.
Jadi kalau yang dibutuhkan mesin, atau tempat sampah, katanya, bisa langsung mengajukan proposal. Jika programnya menarik, maka di lokasi itu The Mulung akan membuka donasi untuk mereka.
"Karena beberapa daerah yang kami datangi, memiliki keluhan yang sama, yaitu tidak ada tempat pembuangan akhir (sampah), dan tempat pembuangan sementara. Jadi aplikasi ini sengaja dibuat untuk saling membantu sesama," kata Olyvia.
Ia berharap aplikasi Rumah Bersih Indonesia nantinya dapat menjawab segala persoalan tentang sampah di Maluku.
"Aplikasi ini bisa dijangkau di daerah mana pun, semoga ini bisa menjadi salah satu solusi terbaik untuk masalah sampah,"ujar Olyvia.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon, volume sampah di masa pandemi COVID-19 di wilayah itu mencapai 175 ton per hari. Terjadi peningkatan volume sampah di masa pandemi COVID-19, dibandingkan sebelumnya berkisar 150 ton per hari.
Peningkatan tersebut diduga karena aktivitas warga di masa pandemi lebih banyak dilakukan di rumah, disertai kenaikan kebutuhan konsumsi yang tinggi, seperti penggunaan plastik.
Baca juga: Sampah kapal pengambil telur ikan cemari kawasan konservasi Kei Kecil, lestarikan lingkungan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Ini dibuat untuk menyediakan infrastruktur kepada masyarakat karena banyak sekali tempat di daerah Maluku yang infrastrukturnya belum memadai," kata pendiri komunitas The Mulung, Olyvia Jasso, kepada ANTARA di Ambon, Kamis.
Olyvia menjelaskan aplikasi Rumah Bersih Indonesia adalah sebuah platform digital penggalangan dana untuk berdonasi secara daring. Fokus Rumah Bersih Indonesia sendiri adalah untuk pelestarian lingkungan, salah satunya pembangunan infrastruktur kebersihan di daerah yang membutuhkan.
"Aplikasinya sudah jadi 80 persen, peluncurannya mungkin satu atau dua bulan lagi," ujarnya.
Baca juga: Ratusan satwa dilindungi dilepasliarkan selama periode Januari-Juli, begini penjelasannya
Selain itu, ia menjelaskan aplikasi tersebut juga menjadi tempat pengajuan program dan tempat berdonasi untuk kepentingan lingkungan. Caranya, pengguna bisa mengajukan proposal dengan menyertakan program apabila ada kegiatan yang membutuhkan bantuan di suatu daerah.
Jadi kalau yang dibutuhkan mesin, atau tempat sampah, katanya, bisa langsung mengajukan proposal. Jika programnya menarik, maka di lokasi itu The Mulung akan membuka donasi untuk mereka.
"Karena beberapa daerah yang kami datangi, memiliki keluhan yang sama, yaitu tidak ada tempat pembuangan akhir (sampah), dan tempat pembuangan sementara. Jadi aplikasi ini sengaja dibuat untuk saling membantu sesama," kata Olyvia.
Ia berharap aplikasi Rumah Bersih Indonesia nantinya dapat menjawab segala persoalan tentang sampah di Maluku.
"Aplikasi ini bisa dijangkau di daerah mana pun, semoga ini bisa menjadi salah satu solusi terbaik untuk masalah sampah,"ujar Olyvia.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon, volume sampah di masa pandemi COVID-19 di wilayah itu mencapai 175 ton per hari. Terjadi peningkatan volume sampah di masa pandemi COVID-19, dibandingkan sebelumnya berkisar 150 ton per hari.
Peningkatan tersebut diduga karena aktivitas warga di masa pandemi lebih banyak dilakukan di rumah, disertai kenaikan kebutuhan konsumsi yang tinggi, seperti penggunaan plastik.
Baca juga: Sampah kapal pengambil telur ikan cemari kawasan konservasi Kei Kecil, lestarikan lingkungan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021