Tim gabungan mengevakuasi lima anak buah kapal (ABK) yang selamat dari kebakaran kapal KM Hentri di perairan Tanimbar ke Kota Tual, Maluku, Sabtu.
Mereka sempat beberapa hari ditampung di rumah warga di Ohoi (Desa) Tanimbar Kei, Kabupaten Maluku Tenggara, setelah diselamatkan oleh nelayan setempat.
Proses evakuasi terhadap kelima ABK KM Hentri dari Tanimbar Kei ke Kota Tual dilakukan oleh tim gabunngan Pos Basarnas Tual, PSDKP Tual, dan pihak PPN Tual, dan akhirnya tiba di pelabuhan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) Tual pukul 18.00 WIT, menggunakan kapal pengawasan perikanan Hiu Macan milik PSDKP Tual.
"Langkah yang kita ambil adalah evakuasi lima korban yang sudah ditemukan dan berada di Tanimbar Kei untuk ditangani, selanjutnya akan dimintai keterangan lebih lanjut tentang kronologis, dan sementara mereka diamankan di mess PSDKP Tual," kata Kepala Pos Basarnas, Tual Ahmad Enaulu kepada ANTARA.
Kelima ABK yang dievakuasi antara lain, Ardian Rahman, Angga Framudia, dan Asep Suryana, yang berasal dari Sukabumi. Kemudian Hengky asal Palembang, dan La Asri asal Ambon.
Ia mengatakan sebelum evakuasi ABK tersebut dari Tanimbar Kei, tim SAE gabungan juga melakukan pencarian korban KM Hentri yang masih hilang. Namun, sejak pagi hari hingga petang pencarian masih nihil hasil.
Dijelaskan, ini hari ke-4 pelaksanaan operasi SAR, yang mana kami targetkan untuk pencarian korban, namun hingga sore hari tadi pencarian belum membuahkan hasil.
Ia menuturkan, dari pelaksanaan pencaruan sejak hari pertama hingga saat ini tidak ada tanda-tanda keberadaan korban yang hilang, ataupun tanda-tanda yang lain.
Tim SAR gabungan baik itu tim dari Aru maupun dari Tanimbar akan terus melakukan pencarian sampai hari ke tujuh, dan bilamana hari ke tujuh tidak ada tanda-tanda korban, maka operasi SAR dinyatakan ditutup. Namun, bilamana ada tanda-tanda korban ditemukan, operasi bisa dibuka kembali.
Terkait kondisi kapal KM Hentri yang terbakar, ia mengatakan bahwa sudah tidak ada puing-puing di laut.
"Sudah tidak ada tanda-tanda kapal terbakar sejak terhitung pelaksanaan operasi SAR entah sudah tenggelam kami tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut," katanya.
KM Hentri dilaporkan berlayar dari Pelabuhan Muara Angke Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2021 hendak menuju Merauke, Provinsi Papua. Kapal dihantam ombak tinggi mengakibatkan kobaran api dari dalam kapal sekitar pukul 05.00 WIT pada 3 September 2021.
Dalam insiden tersebut, dua orang ditemukan tewas, lima orang selamat dan 25 ABK lainnya masih hilang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Mereka sempat beberapa hari ditampung di rumah warga di Ohoi (Desa) Tanimbar Kei, Kabupaten Maluku Tenggara, setelah diselamatkan oleh nelayan setempat.
Proses evakuasi terhadap kelima ABK KM Hentri dari Tanimbar Kei ke Kota Tual dilakukan oleh tim gabunngan Pos Basarnas Tual, PSDKP Tual, dan pihak PPN Tual, dan akhirnya tiba di pelabuhan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) Tual pukul 18.00 WIT, menggunakan kapal pengawasan perikanan Hiu Macan milik PSDKP Tual.
"Langkah yang kita ambil adalah evakuasi lima korban yang sudah ditemukan dan berada di Tanimbar Kei untuk ditangani, selanjutnya akan dimintai keterangan lebih lanjut tentang kronologis, dan sementara mereka diamankan di mess PSDKP Tual," kata Kepala Pos Basarnas, Tual Ahmad Enaulu kepada ANTARA.
Kelima ABK yang dievakuasi antara lain, Ardian Rahman, Angga Framudia, dan Asep Suryana, yang berasal dari Sukabumi. Kemudian Hengky asal Palembang, dan La Asri asal Ambon.
Ia mengatakan sebelum evakuasi ABK tersebut dari Tanimbar Kei, tim SAE gabungan juga melakukan pencarian korban KM Hentri yang masih hilang. Namun, sejak pagi hari hingga petang pencarian masih nihil hasil.
Dijelaskan, ini hari ke-4 pelaksanaan operasi SAR, yang mana kami targetkan untuk pencarian korban, namun hingga sore hari tadi pencarian belum membuahkan hasil.
Ia menuturkan, dari pelaksanaan pencaruan sejak hari pertama hingga saat ini tidak ada tanda-tanda keberadaan korban yang hilang, ataupun tanda-tanda yang lain.
Tim SAR gabungan baik itu tim dari Aru maupun dari Tanimbar akan terus melakukan pencarian sampai hari ke tujuh, dan bilamana hari ke tujuh tidak ada tanda-tanda korban, maka operasi SAR dinyatakan ditutup. Namun, bilamana ada tanda-tanda korban ditemukan, operasi bisa dibuka kembali.
Terkait kondisi kapal KM Hentri yang terbakar, ia mengatakan bahwa sudah tidak ada puing-puing di laut.
"Sudah tidak ada tanda-tanda kapal terbakar sejak terhitung pelaksanaan operasi SAR entah sudah tenggelam kami tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut," katanya.
KM Hentri dilaporkan berlayar dari Pelabuhan Muara Angke Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2021 hendak menuju Merauke, Provinsi Papua. Kapal dihantam ombak tinggi mengakibatkan kobaran api dari dalam kapal sekitar pukul 05.00 WIT pada 3 September 2021.
Dalam insiden tersebut, dua orang ditemukan tewas, lima orang selamat dan 25 ABK lainnya masih hilang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021