Kapolres Buru, AKBP M. Sarifuddin menegaskan, kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat di Namlea terbakar pada Kamis (30/12) subuh. Saya diberitahu ada informasi yang berkembang di Ambon bahwa kantor BKD dibakar. Jadi itu sengaja diprovokasi bertepatan dengan pengumuman hasil tes CPNS di jajaran Pemkab Buru kemarin (Kamis)," katanya dalam percakapan telpon dengan ANTARA, Jumat. Kapolres Sarifuddin yang wilayah kerjanya meliputi kabupaten Buru Selatan, mengatakan pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna mengungkapkan penyebab sesungguhnya dari terbakarnya kantor BKD Pemkab Buru. "Kami harap jangan ada yang provokasi dengan kepentingan tertentu yang bisa saja bertujuan mengganggu stabilitas keamanan di Buru maupun Buru Selatan," katanya. Kapolres memastikan aktivitas di Namlea dan sekitarnya berlangsung sebagaimana biasa dengan indikator transaksi di pasar ramai menjelang akhir tahun 2010. "Terpenting stabilitas keamanan kondusif," ujarnya. Disinggung kondisi di Namrole, Kapolres menjelaskan, di ibu kota kabupaten Buru Selatan tersebut itu terjadi pembakaran rumah dinas penjabat bupati setempat. "Peristiwanya berbarengan dengan pengrusakkan kantor Bupati Buru Selatan pada Rabu (29/12) menyusul ketidakpuasan masyarakat atas hasil tes CPNS," katanya. Kapolres juga mengatakan pihaknya telah mengumpulkan para kepala desa, tokoh masyarakat, pimpinan agama, anggota DPRD dan Pemkab Buru Selatan untuk mengantisipasi peristiwa lanjutan. Pendekatan persuasif, katanya, diprioritaskan dengan tidak mengabaikan proses hukum melalui penyelidikan dan identifikasi aktor di balik aksi demonstrasi berlanjut pembakaran dan pengrusakan fasilitas negara di Namrole, ibu kota kabupaten Buru Selatan yang dimekarkan dari Buru pada 16 September 2008. Kapolres mengatakan, dari penyelidikan awal diidentifikasikan aksi demonstrasi dipicu ketidakpuasan para pelamar dan masyarakat setempat yang mengungkapkan ada kesepakatan dengan Sekda Buru Selatan, A.M. Laitupa untuk memprioritaskan lulusan cpns "putera daerah" sekitar 75 persen. Namun, saat pengumuman cpns ternyata "putera daerah" kurang dari 25 persen sehingga menyulut emosional para pelamar dan masyarakat di Namrole sehingga melakukan demonstrasi kepada Penjabat Bupati Buru Selatan, M.Saleh Thio dan Sekda Laitupa. Penjabat Bupati Saleh Thio tidak bisa memberikan penjelasan yang dapat diterima para pelamar dan masyarakat, sedangkan Sekda Laitupa memilih meninggalkan kantor Bupati. Para pelamar dan masyarakat terlanjur emosi dan melakukan pengrusakan kantor bupati dan membakar rumah dinas Penjabat Bupati sehingga aktivitas pemerintahan Buru Selatan terhenti. Kerugian material akibat pengrusakan dan pembakaran tersebut untuk sementara diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, tidak ada korban maupun pendemo terluka.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011