Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek Hilmar Farid menyatakan pemerintah pusat dan daerah perlu berkolaborasi untuk menyelamatkan warisan budaya dan sejarah di Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah dari ancaman kerusakan.
"Mungkin ini panggilan bagi kita semua yang ada di pemerintah untuk merapatkan barisan memberikan dukungan optimal untuk pelestarian cagar dan warisan budaya di Banda," kata Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid di Ambon, Selasa.
Ia mengatakan beberapa bangunan bersejarah di Banda masih terawat dengan baik, sedangkan sebagian lainnya dalam kondisi sangat memprihatinkan dan memerlukan perawatan agar tidak bertambah rusak. Akan tetapi kapasitas dan sumber daya manusia yang ada di sangat terbatas.
Karena itu, perlu ada dukungan dari Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Pusat untuk bersama-sama memikirkan solusi terbaik menyelamatkan warisan budaya dan sejarah yang masih tersisa.
Pemerintah juga bisa berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat yang ada untuk memastikan warisan-warisan tersebut tetap terjaga dengan baik.
"Saya baru pulang dari sana, kondisi bangunan-bangunan yang ada di Banda boleh di bilang sangat memprihatinkan, beberapa masih terawat dengan baik," ucap Hilmar.
Dikatakannya, mata dan telinga masyarakat adalah ujung tombak pelestarian kebudayaan, karena mereka yang biasanya menemukan sisa-sisa peninggalan sejarah dan budaya, mereka juga sangat memperhatikan jika terjadi sesuatu terhadap peninggalan-peninggalan tersebut, sehingga perlu dilibatkan.
Di Banda, ujar Hilmar, ada beberapa komunitas muda yang sangat membantu Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, karena aktif membuat catatan dan memberikan informasi mengenai kondisi warisan dan cagar budaya di daerah mereka.
"Kapasitas dan sumber daya yang ada di Banda memang terbatas untuk memikirkan bangunan bersejarah, perlu ada dukungan dari pemkab, pemprov dan pemerintah pusat memastikan warisan budaya bisa terjaga dengan baik," ujar Hilmar Farid.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Mungkin ini panggilan bagi kita semua yang ada di pemerintah untuk merapatkan barisan memberikan dukungan optimal untuk pelestarian cagar dan warisan budaya di Banda," kata Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid di Ambon, Selasa.
Ia mengatakan beberapa bangunan bersejarah di Banda masih terawat dengan baik, sedangkan sebagian lainnya dalam kondisi sangat memprihatinkan dan memerlukan perawatan agar tidak bertambah rusak. Akan tetapi kapasitas dan sumber daya manusia yang ada di sangat terbatas.
Karena itu, perlu ada dukungan dari Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Pusat untuk bersama-sama memikirkan solusi terbaik menyelamatkan warisan budaya dan sejarah yang masih tersisa.
Pemerintah juga bisa berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat yang ada untuk memastikan warisan-warisan tersebut tetap terjaga dengan baik.
"Saya baru pulang dari sana, kondisi bangunan-bangunan yang ada di Banda boleh di bilang sangat memprihatinkan, beberapa masih terawat dengan baik," ucap Hilmar.
Dikatakannya, mata dan telinga masyarakat adalah ujung tombak pelestarian kebudayaan, karena mereka yang biasanya menemukan sisa-sisa peninggalan sejarah dan budaya, mereka juga sangat memperhatikan jika terjadi sesuatu terhadap peninggalan-peninggalan tersebut, sehingga perlu dilibatkan.
Di Banda, ujar Hilmar, ada beberapa komunitas muda yang sangat membantu Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, karena aktif membuat catatan dan memberikan informasi mengenai kondisi warisan dan cagar budaya di daerah mereka.
"Kapasitas dan sumber daya yang ada di Banda memang terbatas untuk memikirkan bangunan bersejarah, perlu ada dukungan dari pemkab, pemprov dan pemerintah pusat memastikan warisan budaya bisa terjaga dengan baik," ujar Hilmar Farid.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021