Warga Kota Ambon, Provinsi Maluku, pada awal bulan Desember kembali menggelar tradisi Santa Claus atau Sinterklaas menyambut perayaan Hari Raya Natal, setelah pada tahun lalu dilarang oleh pemerintah daerah setempat karena tingginya kasus COVID-19.
"Ini adalah bentuk kerinduan kita untuk melaksanakan tradisi Santa Claus. Tahun lalu dilarang karena pandemi COVID -19," kata Ketua Angkatan Muda Ranting 6 Cabang Bethel Ambon, Adrian Van Room kepada ANTARA di Ambon, Minggu.
Tradisi Santa Claus menjadi kebiasaan warga Ambon yang dilaksanakan oleh pemuda-pemudi Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (GPM). Tradisi ini biasanya mulai dilaksanakan sejak awal bulan Desember setelah penetapan minggu Adventus.
Pada tahun lalu Pemerintah Kota Ambon melarang tradisi tersebut karena kasus COVID-19 sedang tinggi. Mereka yang nekad melaksanakannya dihukum oleh Satgas COVID-19 untuk melakukan push up di jalan, selanjurtnya diarahkan agar pulang.
Namun, pada tahun ini tradisi Santa Claus boleh kembali dilaksanakan karena Ambon sudah masuk kategori PPKM Level 1 karena kasus COVID-19 melandai. Karena itu, kelompok pemuda yang mengenakan kostum Santa Claus, Sinter Pit, peri baik, peri jahat dan badut, terlihat berseliweran di jalan. Mereka terlihat menggunakan mobil bak terbuka saat berkeliling.
Sepanjang perjalanan, rombongan Santa Claus mengundang kehebohan warga terutama anak-anak yang menyambut dengan sorak-sorai gembira.
Ada sekitar 12 orang dari Angkatan Muda Ranting 6 yang tahun ini melaksanakan tradisi Santa Claus. Adrian mengatakan mereka berkeliling menuju rumah-rumah jemaat yang sudah mendaftar untuk dikunjungi rombongan Santa Claus. Tujuannya adalah mengantar kado yang disiapkan oleh orang tua untuk anak mereka.
"Sambil mengantar kado, Santa Claus juga memberi nasihat ke anak-anak," kata Adrian.
Sebelumnya, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan tradisi Santa Claus boleh dilaksanakan lagi apabila Ambon sudah memasuki PPKM Level 1. Meski begitu, ia berpesan agar pelaksanaannya tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Santa Claus ada, tetapi harus menerapkan protokol kesehatan," kata Richard.
Baca juga: Penumpang di bandara Pattimura di libur natal meningkat
Baca juga: Bulog Maluku lakukan pengawasan bahan pokok jelang Natal, antisipasi manipulasi
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Ini adalah bentuk kerinduan kita untuk melaksanakan tradisi Santa Claus. Tahun lalu dilarang karena pandemi COVID -19," kata Ketua Angkatan Muda Ranting 6 Cabang Bethel Ambon, Adrian Van Room kepada ANTARA di Ambon, Minggu.
Tradisi Santa Claus menjadi kebiasaan warga Ambon yang dilaksanakan oleh pemuda-pemudi Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (GPM). Tradisi ini biasanya mulai dilaksanakan sejak awal bulan Desember setelah penetapan minggu Adventus.
Pada tahun lalu Pemerintah Kota Ambon melarang tradisi tersebut karena kasus COVID-19 sedang tinggi. Mereka yang nekad melaksanakannya dihukum oleh Satgas COVID-19 untuk melakukan push up di jalan, selanjurtnya diarahkan agar pulang.
Namun, pada tahun ini tradisi Santa Claus boleh kembali dilaksanakan karena Ambon sudah masuk kategori PPKM Level 1 karena kasus COVID-19 melandai. Karena itu, kelompok pemuda yang mengenakan kostum Santa Claus, Sinter Pit, peri baik, peri jahat dan badut, terlihat berseliweran di jalan. Mereka terlihat menggunakan mobil bak terbuka saat berkeliling.
Sepanjang perjalanan, rombongan Santa Claus mengundang kehebohan warga terutama anak-anak yang menyambut dengan sorak-sorai gembira.
Ada sekitar 12 orang dari Angkatan Muda Ranting 6 yang tahun ini melaksanakan tradisi Santa Claus. Adrian mengatakan mereka berkeliling menuju rumah-rumah jemaat yang sudah mendaftar untuk dikunjungi rombongan Santa Claus. Tujuannya adalah mengantar kado yang disiapkan oleh orang tua untuk anak mereka.
"Sambil mengantar kado, Santa Claus juga memberi nasihat ke anak-anak," kata Adrian.
Sebelumnya, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan tradisi Santa Claus boleh dilaksanakan lagi apabila Ambon sudah memasuki PPKM Level 1. Meski begitu, ia berpesan agar pelaksanaannya tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Santa Claus ada, tetapi harus menerapkan protokol kesehatan," kata Richard.
Baca juga: Penumpang di bandara Pattimura di libur natal meningkat
Baca juga: Bulog Maluku lakukan pengawasan bahan pokok jelang Natal, antisipasi manipulasi
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021