Kesultanan Ternate, Maluku Utara (Malut) berkomitmen untuk menggelorakan toleransi antarumat beragama dengan mengukuhkan kapita berbagai etnis menjadi kapita dalam perangkat Kesultanan Ternate.
"Tentunya, dengan momentum pelantikan Kapita Cita dan Kapita Manila merupakan upaya Kesultanan Ternate dalam menjaga keharmonisan antarumat beragama, sehingga selama ratusan tahun Kesultanan Ternate eksis. Bahkan, tidak pernah terjadi konflik yang berbau SARA," kata Sultan Ternate, Hidayatullah Sjah usai melakukan pelantikan dan pengukuhan sejumlah perangkat Kesultanan Ternate, Selasa.
Sultan Ternate, Hidayatullah Sjah melakukan pelantikan dan pengukuhan Kapita Cina, Hi Semi Tamaela dan Kapita Manila yang dijabat Arsad Sangaji berlangsung di Pendopo Kesultanan Ternate.
Menurut dia, Kapita Cina pernah diduduki m arga Ang, Liem, sehingga Kapita Cina Hi Semi Tamaela yang memiliki keturunan Cina. Baru kedua kalinya selama 300 tahun Kapita Cina di Kesultanan Ternate, yang beragama Islam, selebihnya mereka yang beragama Konghucu.
Dia menjelaskan, Kota Ternate sangat menjunjung tinggi semangat keberagaman, sehingga sejumlah wilayah didiami etnis di luar Ternate seperti Kelurahan Tabam sebagian besar suku Makian, Tarau dari Kayoa, Sulamadaha asal Sula serta Toboleu didiami etnis Buton, Falajawa.
Sehingga, dalam waktu dekat, Kesultanan Ternate akan melantik sejumlah Kapita seperti Kapita Pasundan, Kapita Gorontalo, Kapita Minahasa, dalam rangka menjaga keharmonisan antarumat beragama..
Dia berjanji akan tetap menjaga eksistensi semangat keberagaman dan persaudaraan di Kota Ternate.
Sehingga, perangkat Kesultanan Ternate yang telah eksis selama 800 tahun ini akan mengakomodir berbagai etnis yang sudah ratusan tahun hidup di daerah ini.
Sultan menyatakan, dirinya telah melantik perangkat adat Kesultanan Ternate seperti Kapita Sarani yang dijabat kalangan Kristen kapita Minahasa yang berasal dari Sulawesi Utara, Kapita Cina dan sejumlah etnis yang telah hidup rukun bersama-sama masyarakat lokal melestarikan adat istiadat di daerah ini.
Sebelumnya, Sultan Ternate melantik perangkat adat kesultanan untuk mengisi berbagai jabatan bersama-sama menjaga eksistensi kebesaran dan marwah kesultanan Ternate.
Pelantikan sejumlah perangkat adat Kesultanan Ternate ini seperti Komisi Ngaruha, Bobato Dunia, Bobato Akhiraat Sigi Lamo dan Imam Sigi Lamo Imam Sigi Heku.
Sementara itu, Kapita Manila Kesultanan Ternate, Arsad Sangaji menyatakan, titah Sultan Ternate untuk menelusuri turunan dari Sultan Manila yang pernah memimpin Kesultanan Ternate selama lima tahun dilakukan guna mendudukkan sejarah panjang Kesultanan Ternate.
"Sebagai Kolano Waigitang, saya mendapat tugas dari Sultan Ternate untuk menelusuri keturunan Sultan Manila, sedangkan, Kapita Cina yang dijabat Hi Semi untuk menjadi pemersatu dalam membangun keberagaman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Tentunya, dengan momentum pelantikan Kapita Cita dan Kapita Manila merupakan upaya Kesultanan Ternate dalam menjaga keharmonisan antarumat beragama, sehingga selama ratusan tahun Kesultanan Ternate eksis. Bahkan, tidak pernah terjadi konflik yang berbau SARA," kata Sultan Ternate, Hidayatullah Sjah usai melakukan pelantikan dan pengukuhan sejumlah perangkat Kesultanan Ternate, Selasa.
Sultan Ternate, Hidayatullah Sjah melakukan pelantikan dan pengukuhan Kapita Cina, Hi Semi Tamaela dan Kapita Manila yang dijabat Arsad Sangaji berlangsung di Pendopo Kesultanan Ternate.
Menurut dia, Kapita Cina pernah diduduki m arga Ang, Liem, sehingga Kapita Cina Hi Semi Tamaela yang memiliki keturunan Cina. Baru kedua kalinya selama 300 tahun Kapita Cina di Kesultanan Ternate, yang beragama Islam, selebihnya mereka yang beragama Konghucu.
Dia menjelaskan, Kota Ternate sangat menjunjung tinggi semangat keberagaman, sehingga sejumlah wilayah didiami etnis di luar Ternate seperti Kelurahan Tabam sebagian besar suku Makian, Tarau dari Kayoa, Sulamadaha asal Sula serta Toboleu didiami etnis Buton, Falajawa.
Sehingga, dalam waktu dekat, Kesultanan Ternate akan melantik sejumlah Kapita seperti Kapita Pasundan, Kapita Gorontalo, Kapita Minahasa, dalam rangka menjaga keharmonisan antarumat beragama..
Dia berjanji akan tetap menjaga eksistensi semangat keberagaman dan persaudaraan di Kota Ternate.
Sehingga, perangkat Kesultanan Ternate yang telah eksis selama 800 tahun ini akan mengakomodir berbagai etnis yang sudah ratusan tahun hidup di daerah ini.
Sultan menyatakan, dirinya telah melantik perangkat adat Kesultanan Ternate seperti Kapita Sarani yang dijabat kalangan Kristen kapita Minahasa yang berasal dari Sulawesi Utara, Kapita Cina dan sejumlah etnis yang telah hidup rukun bersama-sama masyarakat lokal melestarikan adat istiadat di daerah ini.
Sebelumnya, Sultan Ternate melantik perangkat adat kesultanan untuk mengisi berbagai jabatan bersama-sama menjaga eksistensi kebesaran dan marwah kesultanan Ternate.
Pelantikan sejumlah perangkat adat Kesultanan Ternate ini seperti Komisi Ngaruha, Bobato Dunia, Bobato Akhiraat Sigi Lamo dan Imam Sigi Lamo Imam Sigi Heku.
Sementara itu, Kapita Manila Kesultanan Ternate, Arsad Sangaji menyatakan, titah Sultan Ternate untuk menelusuri turunan dari Sultan Manila yang pernah memimpin Kesultanan Ternate selama lima tahun dilakukan guna mendudukkan sejarah panjang Kesultanan Ternate.
"Sebagai Kolano Waigitang, saya mendapat tugas dari Sultan Ternate untuk menelusuri keturunan Sultan Manila, sedangkan, Kapita Cina yang dijabat Hi Semi untuk menjadi pemersatu dalam membangun keberagaman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022