Lembaga kemanusiaan Clerry Cleffy Institute (CCI) hingga 2022 telah membantu sebanyak 487 penyandang disabilitas di Provinsi Maluku.
"Saya selama tujuh tahun melayani di Maluku dan enam tahun bersama CCI melayani 11 Kabupaten/Kota di Maluku telah melayani 487 penyandang disabilitas," kata Direktur CCI, Dwi Prihandini, di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan, dukungan yang telah diberikan berupa bantuan alat bantu kursi roda sebanyak 84 buah, tongkat 30 buah, bantuan modal usaha bagi 99 orang disabilitas.
Modal usaha bagi 36 orang perempuan marjinal, santunan bagi 435 disabilitas dengan kondisi marjinal, santunan kematian bagi 29 keluarga terdampak gempa, serta dukungan bagi anak- anak Maluku dengan kondisi marjinal, antara lain 142 sepeda, 26 buah hp untuk keperluan belajar daring, dan 151 beasiswa pendidikan.
"Hingga enam tahun pelayanan CCI di Maluku total dana yang telah saya keluarkan sebanyak Rp4,5 miliar. Ini, murni dari uang saya pribadi," ujar Dwi.
Dia menjelaskan, anak disabilitas menjadi konsentrasi CCI, karena pada awalnya hanya ingin menghilangkan kedukaan dengan mengelilingi Maluku, tetapi yang ditemui anak-anak disabilitas yang tidak tersentuh.
"Maluku itu indah tetapi dibalik keindahannya banyak anak-anak yang harus dilayani khususnya anak-anak disabilitas di pelosok - pelosok ," kata Dwi.
Dari 11 Kabupaten/Kota di Maluku yang dilayani, kabupaten kepulauan Aru yang menjadi fokus.
Total 200 penyandang disabilitas di Kepulauan Aru yang telah dilayani, dan masih ada 50 disabilitas yang terdata belum dilayani.
"Di Kepulauan Aru sendiri hampir Rp400 juta, belum termasuk biaya perjalanan seperti sewa speedboat yang harganya cukup tinggi, tetapi ini sudah menjadi konsekuensi saya melayani Maluku dengan cara maupun uang pribadii," katanya.
CCI lanjutnya, merupakan lembaga nirlaba dan mandiri, di mana tidak menerima atau memungut bayaran dalam setiap pelayanan bagi anak dan perempuan marjinal di Maluku.
CCI juga tidak memiliki rekening maupun membuka donasi. Semua pelayanan yang dilakukan merupakan bukti kasih sayang untuk Maluku.
Dia mengakui, pelayanan kemanusiaan yang dilakukan dirinya bersama para relawan semata-mata karena rasa cintanya pada almarhum suaminya yang merupakan orang Maluku.
"Saya sering mendapat isu dari oknum-oknum tertentu bahwa dibalik pelayanan yang diberikan ada memiliki tujuan politik. Padahal tidak ada, dan saya tidak terdaftar di keanggotaan partai mana pun," tandas Dwi Prihandini.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Saya selama tujuh tahun melayani di Maluku dan enam tahun bersama CCI melayani 11 Kabupaten/Kota di Maluku telah melayani 487 penyandang disabilitas," kata Direktur CCI, Dwi Prihandini, di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan, dukungan yang telah diberikan berupa bantuan alat bantu kursi roda sebanyak 84 buah, tongkat 30 buah, bantuan modal usaha bagi 99 orang disabilitas.
Modal usaha bagi 36 orang perempuan marjinal, santunan bagi 435 disabilitas dengan kondisi marjinal, santunan kematian bagi 29 keluarga terdampak gempa, serta dukungan bagi anak- anak Maluku dengan kondisi marjinal, antara lain 142 sepeda, 26 buah hp untuk keperluan belajar daring, dan 151 beasiswa pendidikan.
"Hingga enam tahun pelayanan CCI di Maluku total dana yang telah saya keluarkan sebanyak Rp4,5 miliar. Ini, murni dari uang saya pribadi," ujar Dwi.
Dia menjelaskan, anak disabilitas menjadi konsentrasi CCI, karena pada awalnya hanya ingin menghilangkan kedukaan dengan mengelilingi Maluku, tetapi yang ditemui anak-anak disabilitas yang tidak tersentuh.
"Maluku itu indah tetapi dibalik keindahannya banyak anak-anak yang harus dilayani khususnya anak-anak disabilitas di pelosok - pelosok ," kata Dwi.
Dari 11 Kabupaten/Kota di Maluku yang dilayani, kabupaten kepulauan Aru yang menjadi fokus.
Total 200 penyandang disabilitas di Kepulauan Aru yang telah dilayani, dan masih ada 50 disabilitas yang terdata belum dilayani.
"Di Kepulauan Aru sendiri hampir Rp400 juta, belum termasuk biaya perjalanan seperti sewa speedboat yang harganya cukup tinggi, tetapi ini sudah menjadi konsekuensi saya melayani Maluku dengan cara maupun uang pribadii," katanya.
CCI lanjutnya, merupakan lembaga nirlaba dan mandiri, di mana tidak menerima atau memungut bayaran dalam setiap pelayanan bagi anak dan perempuan marjinal di Maluku.
CCI juga tidak memiliki rekening maupun membuka donasi. Semua pelayanan yang dilakukan merupakan bukti kasih sayang untuk Maluku.
Dia mengakui, pelayanan kemanusiaan yang dilakukan dirinya bersama para relawan semata-mata karena rasa cintanya pada almarhum suaminya yang merupakan orang Maluku.
"Saya sering mendapat isu dari oknum-oknum tertentu bahwa dibalik pelayanan yang diberikan ada memiliki tujuan politik. Padahal tidak ada, dan saya tidak terdaftar di keanggotaan partai mana pun," tandas Dwi Prihandini.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022