Ambon (ANTARA) - Yayasan Clerry Cleffy Institute (CCI) berbagi dengan ratusan pengungsi Negeri Pelauw yang mengungsi di hutan Dusun Kodamara Negeri Rohmoni Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah akibat konflik sosial dan bencana alam gempa bumi.
"Bantuan yang diberikan berupa 114 paket kain pengungsi perempuan sebagai salah satu tanda kekuatan bagi yang bertahan hidup di pengungsian hingga saat ini," kata Direktur Clerry Cleffy Institute (CCI) Dwi Prihandini di Amnon, Senin.
"Kain kebaya saya berikan sebagai hadiah buat perempuan di pengungsian menjelang Hari Raya Idul Adha. Saya tidak bisa lihat ada yang susah, karena saya pun dulu hidup susah, dan sebagai perempuan harus saling mendukung dan ini cara saya berbagi,” katanya.
Para pengungsi tersebut merupakan warga Negeri Pelauw yang masih mempertahankan tradisi berkebaya.
Dalam keseharian kaum perempuan di Pelauw, kerap mengenakan kebaya dengan motif berwarna dan dipadu dengan kain sarung.
Lokasi pengungsian hutan Dusun Kodamara Negeri Rohmoni Pulau Haruku, terletak di atas gunung dengan medan yang sangat sulit dan terjal.
Kaum perempuan memakai kebaya untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti menggendong anak, membawa barang, berkebun atau rutinitas sebagai ibu rumah tangga.
Salah satu pengungsi Baya Salampessy mengaku, belum pernah menerima bantuan berupa dukungan bagi kaum perempuan dan anak-anak.
"Bantuan bukan soal sembako atau air bersih saja, kami juga membutuhkan sentuhan kemanusiaan dan dukungan bagi kaum perempuan dan anak-anak, " katanya.
Yayasan CCI tidak hanya memberikan bantuan kain kebaya, tetapi juga menghibur anak-anak pengungsian melalui permainan ular tangga dan dongeng damai.
Anak-anak di pengungsian dihibur dongeng damai oleh Pendongeng Eklin Amtor de Fretes, serta bermain ular tangga raksasa dengan tema lingkungan bersama George Manuhua dari Beta Bank Sampah.
Setiap kotak berisi informasi dan edukasi untuk menjaga lingkungan. Anak-anak di pengungsian ikut larut dalam permainan dan mendengar dongeng damai.
Kehadiran Yayasan CCI di lokasi pengungsian bukan pertama kali, tetapi ketiga kalinya dengan memberikan bantuan alat bantu jalan berupa tongkat bagi lansia dan penyandang disabilitas serta senter kepala.