Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku memastikan pembangunan Bendungan Way Apu di Kabupaten Buru dapat memberikan manfaat besar bagi sektor pertanian dengan mengaliri 10.562 hektare sawah.
“Bendungan iWay Apu ni juga sekaligus menjadi penopang pengelolaan sumber daya air di daerah tersebut,” kata Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath dalam keterangannya di Ambon, Senin, saat meninjau progres pembangunan proyek strategis nasional (PSN), di Kabupaten Buru itu.
Dalam kunjungan tersebut, Vanath didampingi Bupati Buru Ikram Umasugi, Wakil Bupati Sudarmo, unsur Forkopimda, pimpinan dan anggota DPRD Buru, serta tim Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku.
Ia mengungkapkan beberapa kendala yang menjadi perhatian, seperti penyelesaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), perizinan alih fungsi hutan, dan pembiayaan lanjutan.
“Semua ini harus kita dorong agar proyek tidak terhenti dan Bendungan Way Apu bisa berfungsi sesuai rencana,” tegasnya.
Vanath mengatakan berdasarkan hasil koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku dapat dilaporkan, progres fisik Bendungan Way Apu telah mencapai 79,8 persen dengan target selesai pada 2026, disusul pembangunan jaringan irigasi.

Saat ini, pekerjaan meliputi penimbunan main cofferdam dan main dam, pembetonan spillway, perkuatan tebing, pembangunan saluran pengarah, serta konstruksi tower intake, jembatan, rumah katup, dan proteksi lereng.
Bendungan yang dibangun sejak 2017 ini berada di Kecamatan Waelata dan Lolong Guba. Pekerjaan terbagi dalam dua paket dengan nilai total Rp2,15 triliun, dikerjakan oleh KSO PT PP–PT Adhi Karya untuk bendungan utama dan KSO PT Hutama Karya–PT Jaya Konstruksi untuk bendungan pelimpah.
Bendungan Way Apu memiliki tinggi 69 meter, panjang puncak 490 meter, luas genangan 273,79 hektare, dan kapasitas tampung 50,05 juta meter kubik.
Selain irigasi, bendungan ini juga berfungsi menyediakan air baku 0,205 meter kubik per detik, mereduksi banjir hingga 394 meter kubik per detik, menghasilkan listrik 8 MW, serta menjadi potensi destinasi wisata air dan alam di Buru.
Dengan progres hampir 80 persen, Pemprov Maluku dan Pemkab Buru berkomitmen menuntaskan proyek tepat waktu dan memaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat.
Bupati Buru Ikram Umasugi menilai progres pembangunan cukup baik, meski ada kendala pada pembangunan bendung suplesi akibat pembebasan lahan.
“Kami akan koordinasi dengan pemangku adat agar semua berjalan lancar,” katanya.
