Administrator Palabuhan (Adpel) kelas I Ambon mengatakan tingkat kecelakaan kapal yang terjadi di provinsi Maluku selama 2010 tergolong rendah. "Tahun 2010 tidak terjadi kecelakaan kapal yang berat, hanya tiga peristiwa yakni gangguan mesin kapal, kapal kandas, dan peristiwa terbakarnya K.M Wetar di bulan Juli, namun tidak menimbulkan korban jiwa," kata Kabid Penyelamatan Administrasi Pelabuhan (ADPEL) Ambon, Benny Manuputty, di Ambon, Kamis. Menurutnya, tingkat kecelakaan kapal tergolong rendah karena terjadi koordinasi yang baik antara perusahaan pelayaran, Adpel serta pihak pelabuhan, sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan. "Kami berharap tahun 2011 tidak terjadi kecelakaan serta hal- hal lain yang dapat mengganggu proses pelayaran, hal ini harus didukung oleh faktor cuaca," katanya. Manuputty mengatakan, dari tiga kecelakaan kapal tersebut peristiwa terbakarnya K.M Wetar pada Juni 2010 di Pelabuhan Siwabessy Gudang Arang Ambon, telah disidangkan oleh Mahkamah Pelayaran pada 12 Oktober 2010 di Ambon. "Hasilnya belum ditetapkan, namun pemilik serta Nahkoda kapal telah diperiksa oleh Mahkamah Pelayaran di Jakarta," ujarnya. Ia mengakui, K.M Kelimutu yang mengalami kandas kapal bulan Agustus 2010 di Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, telah ditarik ke Pelabuhan oleh pihak Adpel. "Sedangkan K.M Amalatu mengalami gangguan mesin pada Oktober tahun lalu, juga ditangani dan saat ini sudah melakukan operasi pelayaran," kata Manuputty. Ia menambahkan, faktor cuaca berpengaruh terhadap pelayaran, karena itu mengantisipasi terjadinya kecelakaan kapal, pihaknya akan memberitahukan peringatan dini kepada  pimpinan perusahaan pelayaran serta nahkoda kapal, untuk tidak melakukan aktivitas pelayaran bila cuaca dalam kondisi kurang baik. "Kami harapkan pihak perusahaan pelayaran memaklumi kondisi yang terjadi, sehingga bisa menunda keberangkatan kapal hingga cuaca membaik," katanya. Curah hujan dan tingginya  gelombang laut serta angin yang kencang mengakibatkan terjadinya cuaca  cukup ekstrim di perairan Maluku, sewaktu-waktu bisa mengancam gangguan pelayaran kapal, karena itu dibutuhkan kerja sama pihak pelayaran serta masyarakat yang akan melakukan aktivitas berlayar.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011