Sejumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) di Ternate, Maluku Utara menyatakan, berbagai produk dan kuliner khas daerah diminati penumpang arus balik yang akan kembali ke berbagai kota usai merayakan Idul Fitri 1443 Hijriah di kampung hal
aman.
"Untuk tahun ini, penumpang arus balik lebaran Idul Fitri akan kembali ke kota asal memadati berbagai areal penjualan kuliner khas daerah untuk membeli berbagai produk lokal sebagai oleh-oleh," kata Direktur Swalayan Taranoate Ternate, Burhanuddin Roppe kepada ANTARA, Sabtu.
Menurut Burhanuddin, usai lebaran Idul Fitri hingga H+5 hari ini, berbagai produk local dan kuliner khas daerah Malut habis terjual dan omzet yang berhasil diraup sebanyak Rp40 juta atau meningkat 40 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Selain itu, kata Burhanuddin, kebanyak kuliner khas daerah diminati penumpang arus balik untuk dijadikan oleh-oleh yakni abon ikan, macron kenari, ikan teri khas Ternate, kaos bertuliskan Ternate dan batik tubo.
"Memang, berbagai kuliner khas daerah yang diminati ini telah menjadi tradisi bagi warga Malut akan kembali ke berbagai kota seusai lebaran, karena akan dijadikan sebagai oleh-oleh bagi kerabat maupun keluarga," kata Burhanuddin.
Untuk ikan abon dijual Rp29 ribu hingga Rp39 ribu per bungkus, kue macron dijual Rp17 ribu hingga Rp29 ribu per bungkus, ikan teri dijual Rp35 ribu per bungkus, kaos khas Ternate dijual Rp90 ribu per lembar dan batik tubo khas Ternate dijual Rp150 ribu per lembar.
Dirinya menambahkan, Swalayan Taranoate pada hari normal biasanya meraup keuntungan setiap bulan Rp100 juta hingga Rp150 juta, tetapi pada momentum lebaran Idul Fitri ini meningkat hingga Rp180 juta.
Selain itu, seluruh swalayan, restoran, dan hotel diwajibkan untuk menampung minimal 20 persen produk industri kecil menengah (IKM) di daerah ini melalui Peraturan Wali Kota Ternate sebagai dasar hukum penerapan kewajiban bagi swalayan, restoran dan hotel menampung minimal 20 persen produk IKM.
Sementara itu, salah seorang penumpang arus mudik tujuan Ternate-Balikpapan, Kamaliah Sangaji ketika dikonfirmasi ANTARA mengakui, jika dirinya berbelanja di Swalayan Taranoate khusus menjual berbagai kuliner dan produk khas Ternate untuk dijadikan sebagai oleh-oleh bagi teman-teman kantor saat kembali ke Balikpapan.
"Saya memesan kuliner seperti kue makron dan bagea kenari karena diminati teman-teman dan tidak dijual di Kalimantan, sedangkan untuk ikan abon dan ikan teri saya sengaja membeli karena selain bisa bertahan cukup lama, juga bisa dijadikan sebagai obat rindu kampung halaman saat bekerja di Kalimantan," kata Kamaliah asal Kota Ternate tersebut.
Baca juga: Penumpang arus balik penuhi hotel di TernateBaca juga: Frekuensi penerbangan Bandara Pattimura Ambon mulai meningkat pada H+2 Lebaran
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Untuk tahun ini, penumpang arus balik lebaran Idul Fitri akan kembali ke kota asal memadati berbagai areal penjualan kuliner khas daerah untuk membeli berbagai produk lokal sebagai oleh-oleh," kata Direktur Swalayan Taranoate Ternate, Burhanuddin Roppe kepada ANTARA, Sabtu.
Menurut Burhanuddin, usai lebaran Idul Fitri hingga H+5 hari ini, berbagai produk local dan kuliner khas daerah Malut habis terjual dan omzet yang berhasil diraup sebanyak Rp40 juta atau meningkat 40 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Selain itu, kata Burhanuddin, kebanyak kuliner khas daerah diminati penumpang arus balik untuk dijadikan oleh-oleh yakni abon ikan, macron kenari, ikan teri khas Ternate, kaos bertuliskan Ternate dan batik tubo.
"Memang, berbagai kuliner khas daerah yang diminati ini telah menjadi tradisi bagi warga Malut akan kembali ke berbagai kota seusai lebaran, karena akan dijadikan sebagai oleh-oleh bagi kerabat maupun keluarga," kata Burhanuddin.
Untuk ikan abon dijual Rp29 ribu hingga Rp39 ribu per bungkus, kue macron dijual Rp17 ribu hingga Rp29 ribu per bungkus, ikan teri dijual Rp35 ribu per bungkus, kaos khas Ternate dijual Rp90 ribu per lembar dan batik tubo khas Ternate dijual Rp150 ribu per lembar.
Dirinya menambahkan, Swalayan Taranoate pada hari normal biasanya meraup keuntungan setiap bulan Rp100 juta hingga Rp150 juta, tetapi pada momentum lebaran Idul Fitri ini meningkat hingga Rp180 juta.
Selain itu, seluruh swalayan, restoran, dan hotel diwajibkan untuk menampung minimal 20 persen produk industri kecil menengah (IKM) di daerah ini melalui Peraturan Wali Kota Ternate sebagai dasar hukum penerapan kewajiban bagi swalayan, restoran dan hotel menampung minimal 20 persen produk IKM.
Sementara itu, salah seorang penumpang arus mudik tujuan Ternate-Balikpapan, Kamaliah Sangaji ketika dikonfirmasi ANTARA mengakui, jika dirinya berbelanja di Swalayan Taranoate khusus menjual berbagai kuliner dan produk khas Ternate untuk dijadikan sebagai oleh-oleh bagi teman-teman kantor saat kembali ke Balikpapan.
"Saya memesan kuliner seperti kue makron dan bagea kenari karena diminati teman-teman dan tidak dijual di Kalimantan, sedangkan untuk ikan abon dan ikan teri saya sengaja membeli karena selain bisa bertahan cukup lama, juga bisa dijadikan sebagai obat rindu kampung halaman saat bekerja di Kalimantan," kata Kamaliah asal Kota Ternate tersebut.
Baca juga: Penumpang arus balik penuhi hotel di TernateBaca juga: Frekuensi penerbangan Bandara Pattimura Ambon mulai meningkat pada H+2 Lebaran
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022