Moluccas Coastal Care (MCC) menggelar pelatihan Kewang Muda Maluku 2022 untuk mendorong anak muda bergerak melindungi lingkungan, di Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. 

“Ini merupakan tahun kedua program Kewang Muda Maluku dilaksanakan di Kampung Laga, Pulau Gunung Api, Kepulauan Banda. Sebelumnya juga Kewang Muda Maluku diadakan di tahun 2021,” kata Direktur MCC Teria Salhuteru, kepada ANTARA, di Ambon, Kamis.

Kegiatan Kewang Muda ini adalah bagian dari program kolaborasi bersama Yayasan EcoNusa, yaitu Kemah Pemuda yang juga dilaksanakan di berbagai daerah lainnya di Indonesia. Kegiatan berlangsung sejak 27 Mei – 2 Juni 2022.

Ia mengatakan, Program Kemah Pemuda mengutamakan pendekatan diplomasi lingkungan yang menegosiasikan kepentingan para pihak dengan menekankan pentingnya proteksi dan penyelamatan ekologi. 

Dalam konteks lingkungan dan adat di Maluku, kata Teria, Kewang Muda dilaksanakan juga untuk membangkitkan kembali spiritualitas menjadi seorang kewang, yakni orang terpanggil untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. 

“Sangat disayangkan jika anak muda Maluku tidak dapat menjaga kekayaan alam dengan keanekaragaman hayati yang begitu unik, langka dan menjadi kebanggaan sekaligus menjadi potensi kekayaan alam di Maluku,” katanya. 

Baca juga: MCC edukasi generasi muda bahaya sampah

Ia menyebutkan, sebelumnya untuk mengikuti program kemah pemuda ini, mereka telah melakukan proses seleksi, dari 52 anak muda Maluku, dengan menjawab sejumlah pertanyaan di “Google form”. 

“Setelah melakukan proses seleksi ketat, dari puluhan pendaftar dari seluruh Maluku, di tahun ini berhasil memilih 20 pemuda-pemudi yang berasal dari Kota Ambon, Kepulauan Banda, Maluku Barat Daya, Tual dan Dobo sebagai peserta,” sebut Teria.

Teria menegaskan, MCC yakin peserta  dari 5 kabupaten/kota ini dapat menjadi motor penggerak untuk menyuarakan isu-isu lingkungan setelah mereka selesai mengikuti kegiatan Kewang Muda. 

“Hal ini tidak gampang karena kami harus terus konsisten untuk menjaga pergerakan penyelamatan lingkungan secara bersama, belum lagi dengan latar belakang anak muda yang berbeda dari setiap daerah dan permasalahan lingkungan yang berbeda,” terangnya.

Baca juga: MCC akan mengedukasi anak usia dini menjaga alam

Ia berharap, pergerakan Kewang muda Maluku ini tetap terawat, karena, lanjutnya, pemerintah Provinsi Maluku Dinas Lingkungan Hidup turut mendukung dan mengawal pergerakan teman-teman muda sehingga ke depan program-program lingkungan dari DLH Provinsi Maluku di kabupaten/kota dapat juga melibatkan Kewang-kewang Muda ini. 

“Ini merupakan PR bagi kami untuk sebisa mungkin merawat pergerakan ini. Kalau Dinas Pariwisata punya Duta Wisata, Kantor Bahasa punya Duta Bahasa, BKKBN punya Duta GenRe, maka DLH Provinsi harus punya yang namanya Kewang Muda Maluku, yang menjadi penggerak penyelamatan lingkungan di Maluku,” pungkas Teria. 

Setelah pelatihan dari kegiatan ini selesai, para peserta juga berkeliling Banda selama dua hari setelah kegiatan berlangsung untuk berwisata dan belajar sejarah, mulai dari Pulau Sjahrir, benteng-benteng peninggalan kolonial mau pun juga wisata alam dan budaya di Neira dan Lonthoir. 

Baca juga: MCC desak Jakarta tangani Gunung Botak

Pewarta: Winda Herman

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022