Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku menggelar pelatihan diversifikasi dan pengolahan olahan hasil perikanan kepada sebanyak 30 orang ibu rumah tangga di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).

Kabid Perikanan Budidaya Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perikanan (PB2HP) DKP Maluku Karolis W. Iwamoni dikonfirmasi Antara dari Ambon, Kamis, membenarkan pelatihan yang dilaksanakan di Bula, ibu kota kabupaten SBT, dibuka Ketua Tim Penggerak PKK provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad.

"Puluhan peserta pelatihan merupakan anggota kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan, sekaligus merupakan isteri para nelayan. Mereka akan dilatih tentang pengolahan hasil perikanan diantaranya membuat tuna asap cair, siomay ikan, kaki naga dan keripik ikan," katanya.

Baca juga: Pentingnya perkuat pendataan hasil tangkapan perikanan skala kecil di Maluku

Setelah mengikuti pelatihan para peserta akan terus didampingi oleh penyuluh perikanan sehingga dapat mempraktekkan maupun berbagi ilmu yang diperoleh dengan kaum ibu rumah tangga lain di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka.

Ketua TP PKK Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad menyatakan pelatihan tersebut sangat penting dan strategis guna meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan kaum ibu rumah tangga untuk mengoptimalkan pengolahan produk hasil perikanan yang melimpah.

"Pelatihan seperti ini sangat tepat diberikan kepada ibu rumah tangga, mengingat Maluku sangat kaya akan potensi perikanan dan belum dimanfaatkan optimal untuk peningkatan kesejahteraan," katanya.

Dia menegaskan, Maluku yang dikenal sebagai provinsi kepulauan dengan 92,4 persen dari total luas wilayahnya 712.479,65 Km2 merupakan lautan, sedangkan sisanya 7,60 persen adalah daratan memiliki potensi sumber daya ikan sebesar 4,6 juta ton per tahun atau 36,7 persen dari dari potensi nasional.

"Potensi ini terdapat pada tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) yaitu WPP 714 (Laut Banda), WPP 715 (Laut Seram, Teluk Tomini), dan WPP 718 (Laut Arafura). Maluku juga memiliki potensi lahan untuk pengembangan budidaya perikanan di laut seluas 183.000 hektare," katanya.

Baca juga: KKP percepat proses perizinan, ekspor ikan Maluku hanya butuh tiga hari

Potensi perikanan yang melimpah ini, ujar istri Gubernur Maluku Murad Ismail itu, tidak akan dikelola optimal jika tidak dibarengi dengan pelatihan dan pendampingan mengenai teknik pengolahan produk perikanan kepada para nelayan maupun masyarakat lainnya sehingga tercipta peluang pasar.

Pengembangan hasil olahan perikanan tidak hanya memperhatikan rasa atau minat dari konsumen, tetapi juga mutu dan gizi yang terkandung di dalamnya, sehingga produk yang didiversifikasikan memiliki nilai tambah pada produk olahannya.

Selain itu, dalam inovasi pengolahan hasil perikanan, para pelaku usaha dituntut memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan dapat diterima dan dipasarkan secara luas.

"Agar produk hasil olahan perikanan bisa menembus pasar lebih luas dan menarik perhatian konsumen, maka para pengolah harus memiliki izin dan sertifikat pengolahan yang dikeluarkan lembaga terkait serta memperhatikan kemasan yang lebih menarik," katanya.

Karena itu, dia mengapresiasi pelatihan diversifikasi produk hasil perikanan itu, karena selain sejalan dengan Visi pasangan Gubernur - Wakil Gubernur Maluku Murad Ismail dan Barnabas N. Orno tahun 2019-2024, juga sangat strategis dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengolah hasil perikanan dalam melakukan diversifikasi produk hasil perikanan.

"Program pelatihan ini juga merupakan salah satu program untuk mendukung Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN), termasuk pemanfaatan sumberdaya ikan dapat berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi yang tinggi," ujarnya.

Baca juga: DKP Maluku perketat pemeriksaan izin operasi kapal andon

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022