Sejumlah pedagang di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menyatakan harga tomat di beberapa pasar tradisional di kota Ternate saat ini terus naik mencapai Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram (Kg) dari harga sebelumnya Rp15 ribu per Kg.

Salah seorang pedagang Pasar Gamalama Ternate, Mutmainnah kepada ANTARA, Minggu, mengakui, kenaikan harga bawang tomat telah terjadi selama sepekan terakhir, akibat kurang pasokan dari Sulawesi Utara dan Pulau Halmahera yang jadi daerah penghasil komoditi tersebut.

"Memang, untuk pasokan dari Manado terbatas, sehingga harga pun naik sudah sekitar satu minggu ini," ujarnya.

Dia menyatakan, stok tomat umumnya didatangkan dari Manado dan Pulau Halmahera untuk kebutuhan masyarakat di Kota Ternate.

Kenaikan juga terjadi untuk komoditas harga bawang merah di Pasar Higienis dan Pasar Barito, kelurahan Gamalama, kota Ternate mengalami kenaikan signifikan, harga bawang merah dijual antara Rp85 ribu-Rp100 ribu per kilogram, sebelumnya harga bawang biasa dijual Rp45 ribu-Rp60 ribu per kg, sedangkan, untuk bawang putih masih stagnan di harga Rp35 ribu-Rp50 ribu per kg.

Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate mengakui, menjelang lebaran Idul Adha 1443 Hijriah, pasokan berbagai komoditas pangan ke Ternate minim, akibat sejumlah daerah pemasok alami gagal panen.

Kepala Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Usaha Disperindag Kota Ternate, Lakamisipa dihubungi terpisah membenarkan, minimnya pasokan komoditas ke Ternate karena pasokan dari Halmahera dan Sulawesi berkurang akibat adanya gagal panen di daerah tersebut.

"Sesuai laporan, sejumlah komoditi seperti bawang, rica dan tomat (barito) saat ini minim di pasaran, akibatnya terjadi kenaikan harga," ujarnya.

Baca juga: Daging sapi di pasar Ternate naik jelang Idul Adha

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Malut mencatat, pada Juni 2022, Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,33 persen dan beberapa komoditas yang dominan mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan inflasi diantaranya cabe rawit dan bawang merah.

Kepala BPS Malut, Aidil Adha menyatakan, kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,29 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,22 persen.

Komoditas penyumbang inflasi seperti cabe, bawang, tomat di Kota Ternate diakibatkan karena terjadinya gagal panen dan belum adanya pasokan dari daerah pemasok komoditas tersebut ke Ternate seperti dari Pulau Halmahera maupun Sulawesi.
 
Dia menyatakan, kelompok ini pada Juni 2022 mengalami inflasi sebesar 0,22 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 108,58 pada Mei 2022 menjadi 108,82 pada Juni 2022. Kelompok ini pada Juni 2022 memberikan andil/sumbangan inflasi Kota Ternate sebesar 0,01 persen. 

Sedangkan, pada kelompok ini, subkelompok Barang dan Layanan untuk Pemeliharaan Rumah Tangga Rutin mengalami inflasi sebesar 0,45 persen. Sementara lima subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks (stagnan).

Baca juga: Tim Pengendalian Inflasi Daerah Malut jaga stabilitas harga jelang Idul Adha
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022