Ternate (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menyatakan, sebagian besar pasokan kebutuhan tomat bagi masyarakat untuk pasaran di Kota Ternate berasal dari petani lokal, meskipun lahan petani sangat terbatas.
"Kami akan terus mendukung petani lokal dalam mengembangkan usaha pertanian, salah satunya penyediaan kebutuhan tomat bagi masyarakat di Kota Ternate," kata Kadistan Kota Ternate, Thamrin Marsaoly di Ternate, Kamis.
Menurut dia, kebutuhan untuk komoditi tomat mencapai sekitar 120 ton/tahun dan disuplai petani lokal ke pasar Ternate bisa mencapai 50 persen, sedangkan sisanya berasal dari berbagai daerah baik itu Sulawesi Utara maupun Pulau Halmahera.
Karena itu, dirinya berharap agar petani di Kota Ternate terus mengembangkan usaha guna meningkatkan produksi, sehingga perekonomian masyarakat bisa terdongkrak.
Dalam mendukung pengembangan petani Ternate, Distan membangun jalan tani dan irigasi sumur air dangkal di kawasan perkebunan untuk mewujudkan program pengembangan ekonomi kreatif.
"Selain itu, untuk pembuatan jalan tani dan sumur air dangkal akan dikerjakan oleh kelompok tani di kawasan perkebunan guna dikembangkan menjadi tempat agrowisata baru," kata Thamrin.
Baca juga: Bagaimana pertanian pekarangan jadi gerakan pertanian keluarga
Menurut dia, pembangunan jalan tani ini untuk mengembangkan berbagai potensi perkebunan milik kelompok tani dan untuk pembuatan jalan tani itu dialokasikan dana sebesar Rp180 juta, sedangkan pembuatan sumur air dangkal sekitar Rp140 juta.
Olehnya itu, pihaknya akan terus memantau dan memberikan pembinaan bagi kelompok tani sejauh mana perkembangan.
Kadistan berharap, dengan tersedianya jalan tani sumur air dangkal, tentunya dapat membantu kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan yang selama ini mengandalkan air dari PDAM ini untuk menghemat pembiayaan para petani, agar petani juga menikmati manfaatnya.
Distan juga berencana akan menjadikan kawasan perkebunan Loto Ternate Barat, agar terintegrasi dengan program pariwisata dengan luas lahan 4 hektar tersebut.
Seperti diketahui, kebutuhan tomat berasal dari petani lokal mencapai 60 ton dan suplai ini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Ternate.
Sementara itu, harga tomat yang dijual para pedagang di Ternate, Maluku Utara (Malut) pada pertengahan pekan ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan pekan lalu akibat stoknya terbatas.
Salah seorang pedagang sayur-mayur di Kota Ternate, Muhammad Taufik mengakui, untuk pekan lalu harga tomat hanya Rp15.000/Kg, ada pertengahan pekan ini naik menjadi Rp18.000/Kg.
Dia menyebut, terbatasnya stok tomat di pasaran setempat karena pasokan dari sejumlah daerah seperti Sulawesi Utara dan beberapa di kabupaten Pulau Halmahera tidak banyak menyusul turunnya produksi petani akibat tingginya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Maluku zona hijau penyebaran penyakit mulut dan kuku