Seorang warga bernama Fery Lolorie, 63 tahun, ditemukan meninggal dunia akibat kecelakaan laut di depan tanjung Linggua Desa Tobaol,Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara, pada Senin (18/7).
Salah seorang saksi mata, Raisam Gaale dihubungi dari Ternate, Selasa, mengatakan awalnya dia bersama korban balik menuju Loloda menggunakan kapal bodi fiber dengan mesin 15 PK dan sekitar pukul 12.30 WIT. Mereka sampai di depan Tanjung Linggua Desa Tobaol Kecamatan Ibu, dan tiba-tiba hujan yang disertai angin kencang datang. Situasi laut berubah seketika, sehingga mengakibatkan ombak besar.
"Setelah dihantam ombak besar, saya dan korban terlempar dari perahu dan saya pun tidak tahu keberadaan korban pada saat itu. Kemudian saya menuju ke perahu yang sementara mesinnya masih hidup. Setelah itu saya mau mencari korban namun ombak yang besar saya memutuskan untuk menuju ke daratan," katanya
Setelah itu dia menelpon istri korban yang berada di Bacan dan memberi tahu bahwa korban telah tenggelam. Berselang dua jam keluarga korban dari Loloda datang dan mencari korban yang tenggelam.
"Pada sekitar pukul 17.00 WIT korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di pinggir pantai," ujarnya.
Awalnya, korban pergi ke pantai untuk buang air kecil,lalu mengira melihat sepotong kayu namun setelah ia dekati ternyata kaki manusia yang berada di pinggir pantai.
"Kemudian kami mengecek kembali dan ternyata kami menemukan mayat yang diduga meninggal karena tenggelam. Kemudian warga yang lainya datang dan membantu mengevakuasi mayat tersebut ke Desa Tobaol," ujarnya.
Baca juga: Dihantam gelombang tinggi, Nelayan Saparua yang alami kecelakaan laut ditemukan selamat di Tulehu
Sementara itu, KSOP telah mengeluarkan surat pemberitahuan terkait penundaan seluruh aktivitas pelayaran akibat cuaca buruk, terutama di perairan Ternate dan berbagai daerah di Malut dan seluruh aktivitas pelayaran pada 18 Juli 2022 pukul 16.45 wit dilakukan penundaan berlayar, karena kondisi cuaca buruk disertai angina kencang, sehingga membayakan keselamatan saat berlayar.
Kepala KSOP Ternate, Agustus menyatakan, penundaan seluruh aktivitas pelayaran itu untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa dan harta benda di laut, sehingga seluruh pelayaran mulai dari kapal penumpang lokal, Ferry, perintis, landing craft tank, SPOB dan kapal rakyat rute Ternate-Dama-Morotai-Bacan, Pulau Obi, Sanana, Batang Dua hingga ke Provinsi Sulawesi Utara yakni Ternate-Bitung dan Ternate-Manado.
Baca juga: Seorang warga tewas tenggelam setelah dihantam ombak di Passo Ambon
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
Salah seorang saksi mata, Raisam Gaale dihubungi dari Ternate, Selasa, mengatakan awalnya dia bersama korban balik menuju Loloda menggunakan kapal bodi fiber dengan mesin 15 PK dan sekitar pukul 12.30 WIT. Mereka sampai di depan Tanjung Linggua Desa Tobaol Kecamatan Ibu, dan tiba-tiba hujan yang disertai angin kencang datang. Situasi laut berubah seketika, sehingga mengakibatkan ombak besar.
"Setelah dihantam ombak besar, saya dan korban terlempar dari perahu dan saya pun tidak tahu keberadaan korban pada saat itu. Kemudian saya menuju ke perahu yang sementara mesinnya masih hidup. Setelah itu saya mau mencari korban namun ombak yang besar saya memutuskan untuk menuju ke daratan," katanya
Setelah itu dia menelpon istri korban yang berada di Bacan dan memberi tahu bahwa korban telah tenggelam. Berselang dua jam keluarga korban dari Loloda datang dan mencari korban yang tenggelam.
"Pada sekitar pukul 17.00 WIT korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di pinggir pantai," ujarnya.
Awalnya, korban pergi ke pantai untuk buang air kecil,lalu mengira melihat sepotong kayu namun setelah ia dekati ternyata kaki manusia yang berada di pinggir pantai.
"Kemudian kami mengecek kembali dan ternyata kami menemukan mayat yang diduga meninggal karena tenggelam. Kemudian warga yang lainya datang dan membantu mengevakuasi mayat tersebut ke Desa Tobaol," ujarnya.
Baca juga: Dihantam gelombang tinggi, Nelayan Saparua yang alami kecelakaan laut ditemukan selamat di Tulehu
Sementara itu, KSOP telah mengeluarkan surat pemberitahuan terkait penundaan seluruh aktivitas pelayaran akibat cuaca buruk, terutama di perairan Ternate dan berbagai daerah di Malut dan seluruh aktivitas pelayaran pada 18 Juli 2022 pukul 16.45 wit dilakukan penundaan berlayar, karena kondisi cuaca buruk disertai angina kencang, sehingga membayakan keselamatan saat berlayar.
Kepala KSOP Ternate, Agustus menyatakan, penundaan seluruh aktivitas pelayaran itu untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa dan harta benda di laut, sehingga seluruh pelayaran mulai dari kapal penumpang lokal, Ferry, perintis, landing craft tank, SPOB dan kapal rakyat rute Ternate-Dama-Morotai-Bacan, Pulau Obi, Sanana, Batang Dua hingga ke Provinsi Sulawesi Utara yakni Ternate-Bitung dan Ternate-Manado.
Baca juga: Seorang warga tewas tenggelam setelah dihantam ombak di Passo Ambon
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022