Pemerintah Provinsi Maluku mulai menyusun dan mempersiapkan peta jalan (roadmap) untuk mendukung hilirisasi investasi yang strategis pada sektor-sektor unggulan di daerah itu.
"Maluku memiliki sumber daya alam melimpah terutama pada lima sektor unggulan strategis. Tetapi sejauh ini belum dimanfaatkan optimal oleh investor dalam dan luar negeri," kata Penjabat Sekda Maluku Sadali Ie di Ambon, Jumat.
Lima sektor unggulan itu yakni perikanan dan kelautan, perkebunan, pariwisata, pertambangan dan energi.
Khusus sektor perikanan Maluku memiliki potensi mencapai 4,38 juta ton per tahun dengan tiga wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) yakni WPPNRI 714, 715 dan 718, sejauh ini menjadi penyumbang 37 persen dari 12,5 juta total potensi sumber daya ikan nasional.
"Sejauh ini lima sektor unggulan ini belum tergarap maksimal, baik oleh masyarakat dan juga investor. Diharapkan berbagai potensi ini bisa dilirik dan dimanfaatkan investor dalam maupun luar negeri, sehingga memberikan efek berganda bagi pertumbuhan perekonomian Maluku di masa mendatang," katanya.
Selain itu, Maluku juga memiliki potensi unggulan pada pertambangan mineral bernilai ekonomi di beberapa pulau di Maluku, seperti logam dasar, mika, pasir kuarsa dan nikel, di samping 16 cekungan migas yang berpotensi dikembangkan sebagai cadangan energi nasional jangka panjang, salah satunya adalah Ladang Gas Abadi Blok Masela, di Kepulauan Tanimbar.
Pemprov Maluku telah memetakan potensi untuk pembangkit listrik mikro hidro sebagai energi baru terbarukan di beberapa wilayah dan siap dikerjasamakan dengan swasta maupun investor untuk mendukung sistem kelistrikan di Maluku.
Karena itu Sekda memandang rakor penyusunan peta jalan hilirisasi investasi strategis untuk Provinsi Maluku yang diinisiasi oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sangat strategis untuk memetakan potensi strategis dan peluang investasi yang dapat dilakukan, sehingga mempermudah investor untuk berinvestasi.
"Peta jalan atau roadmap yang disusun ini akan menjadi instrumen kehadiran pemerintah dalam memfasilitasi masuknya investasi di Tanah Air, khususnya di Provinsi Maluku," katanya.
Baca juga: BI apresiasi operasi pasar Pemprov Maluku untuk tekan inflasi, begini penjelasannya
Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala BKPM Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional M. Pradana Indraputra menyatakan, penyusunan peta jalan hilirisasi investasi strategis bermanfaat memberikan nilai tambah suatu komoditas dan meningkatkan kemandirian ekonomi serta peran Indonesia dalam rantai pasok global.
Ia mencontohkan hilirisasi nikel (sektor migas), telah mampu meningkatkan ekspor besi baja Indonesia 18 kali lipat hingga pertengahan tahun 2022, yakni dari Rp16 triliun pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp306 triliun di tahun 2021. "Kita harapkan bisa mencapai Rp440 triliun di akhir tahun 2022," katanya.
Selain itu, kata Pradana, saat ini Indonesia telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai lithium global. Ia optimis di masa yang akan datang hilirisasi bahan nikel akan menjadikan posisi Indonesia cukup dominan sebagai pemain industri global.
"Namun hilirisasi jangan hanya berhenti di nikel saja, tapi kita harus bergerak maju dan mengembangkan industri atau komoditas yang lain. Salah satunya migas di Maluku yang dibahas secara luas," ujarnya.
Kementerian Investasi, tambahnya juga akan menggelar rakor penyusunan roadmap hilirisasi investasi strategis di 22 provinsi lainnya yang dianggap memiliki punya potensi luar biasa untuk dikembangkan.
Baca juga: Pemkot Ambon-Pemprov Maluku sinkronisasi program turunkan angka kemiskinan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Maluku memiliki sumber daya alam melimpah terutama pada lima sektor unggulan strategis. Tetapi sejauh ini belum dimanfaatkan optimal oleh investor dalam dan luar negeri," kata Penjabat Sekda Maluku Sadali Ie di Ambon, Jumat.
Lima sektor unggulan itu yakni perikanan dan kelautan, perkebunan, pariwisata, pertambangan dan energi.
Khusus sektor perikanan Maluku memiliki potensi mencapai 4,38 juta ton per tahun dengan tiga wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) yakni WPPNRI 714, 715 dan 718, sejauh ini menjadi penyumbang 37 persen dari 12,5 juta total potensi sumber daya ikan nasional.
"Sejauh ini lima sektor unggulan ini belum tergarap maksimal, baik oleh masyarakat dan juga investor. Diharapkan berbagai potensi ini bisa dilirik dan dimanfaatkan investor dalam maupun luar negeri, sehingga memberikan efek berganda bagi pertumbuhan perekonomian Maluku di masa mendatang," katanya.
Selain itu, Maluku juga memiliki potensi unggulan pada pertambangan mineral bernilai ekonomi di beberapa pulau di Maluku, seperti logam dasar, mika, pasir kuarsa dan nikel, di samping 16 cekungan migas yang berpotensi dikembangkan sebagai cadangan energi nasional jangka panjang, salah satunya adalah Ladang Gas Abadi Blok Masela, di Kepulauan Tanimbar.
Pemprov Maluku telah memetakan potensi untuk pembangkit listrik mikro hidro sebagai energi baru terbarukan di beberapa wilayah dan siap dikerjasamakan dengan swasta maupun investor untuk mendukung sistem kelistrikan di Maluku.
Karena itu Sekda memandang rakor penyusunan peta jalan hilirisasi investasi strategis untuk Provinsi Maluku yang diinisiasi oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sangat strategis untuk memetakan potensi strategis dan peluang investasi yang dapat dilakukan, sehingga mempermudah investor untuk berinvestasi.
"Peta jalan atau roadmap yang disusun ini akan menjadi instrumen kehadiran pemerintah dalam memfasilitasi masuknya investasi di Tanah Air, khususnya di Provinsi Maluku," katanya.
Baca juga: BI apresiasi operasi pasar Pemprov Maluku untuk tekan inflasi, begini penjelasannya
Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala BKPM Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional M. Pradana Indraputra menyatakan, penyusunan peta jalan hilirisasi investasi strategis bermanfaat memberikan nilai tambah suatu komoditas dan meningkatkan kemandirian ekonomi serta peran Indonesia dalam rantai pasok global.
Ia mencontohkan hilirisasi nikel (sektor migas), telah mampu meningkatkan ekspor besi baja Indonesia 18 kali lipat hingga pertengahan tahun 2022, yakni dari Rp16 triliun pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp306 triliun di tahun 2021. "Kita harapkan bisa mencapai Rp440 triliun di akhir tahun 2022," katanya.
Selain itu, kata Pradana, saat ini Indonesia telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai lithium global. Ia optimis di masa yang akan datang hilirisasi bahan nikel akan menjadikan posisi Indonesia cukup dominan sebagai pemain industri global.
"Namun hilirisasi jangan hanya berhenti di nikel saja, tapi kita harus bergerak maju dan mengembangkan industri atau komoditas yang lain. Salah satunya migas di Maluku yang dibahas secara luas," ujarnya.
Kementerian Investasi, tambahnya juga akan menggelar rakor penyusunan roadmap hilirisasi investasi strategis di 22 provinsi lainnya yang dianggap memiliki punya potensi luar biasa untuk dikembangkan.
Baca juga: Pemkot Ambon-Pemprov Maluku sinkronisasi program turunkan angka kemiskinan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022