Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, menyatakan komitmen untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting atau di wilayah Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.

Camat Tanimbar Selatan Vinsensius Fenanlampir di Saumlaki, sabtu  menyatakan, pada wilayah kerja Puskesmas Saumlaki Kecamatan Tanimbar Selatan terdapat  187 balita  berstatus stunting per Januari 2023


Angka ini menurutnya terbilang cukup tinggi dan mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.

Karena itu, pihaknya hari melakukan review kinerja tahunan penurunan stunting bersama pemangku kepentingan lintas sektoral. 

Dia menyebutkan, prevalensi balita yang mengalami stunting di Kabupaten Kepulauan Tanimbar sebagaimana data yang dipresentasikan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat mencapai  25 persen pada  2021 dan pada 2022 mengalami peningkatan menjadi 31,1 persen.

Fenanlampir menegaskan pentingnya dilakukan program bersama dengan semangat "sweri stunting". Jargon ini memiliki spirit dari tradisi masyarakat adat setempat.

Untuk mencapai target penurunan stunting,  pihaknya akan melakukan intervensi spesifik dengan mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting, seperti pemberian asupan makanan, peningkatan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui program PKK di setiap desa.

Sementara Kepala Puskesmas Saumlaki Apolonia Fenanlampir menyatakan,  stunting dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas sumber daya manusia yang berpengaruh terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, sehingga pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi sangat penting.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.

Untuk itu, permasalahan stunting tidak bisa  diselesaikan melalui program gizi saja tetapi harus terintegrasi dengan program lainnya. 

Kompleksnya masalah stunting dan banyaknya pemangku kepentingan yang terkait dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif memerlukan pelaksanaan yang dilakukan secara terkoordinir dan terpadu kepada sasaran prioritas.

"Penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif secara konvergen dilakukan dengan mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan," katanya.

Selanjutnya, upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting dilakukan mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi dengan 8 aksi integrasi yang akan memperkuat efektivitas intervensi percepatan penurunan stunting.

Apolonia menyebutkan, pemerintah daerah kabupaten Kepulauan Tanimbar telah menetapkan dua lokus penanganan stunting di kecamatan Tanimbar Selatan yaitu di desa Ilngei dan Lermatang.

Salah satu penyebab terjadinya peningkatan angka stunting di Tanimbar Selatan menurutnya adalah karena semakin tingginya angka pernikahan dari pasangan suami istri yang masih berusia dini.

"Tahun ini kita targetkan bekerja dengan komitmen sehingga target kita adalah harus turun dengan cara melakukan pendampingan dan kerjasama tim dengan semua pihak" katanya.

Pewarta: Simon Lonlonlun

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023