Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Maluku meminta setiap calon pengantin di daerah itu mengikuti kursus pranikah sebagai bekal mengasuh anak dengan baik sehingga bisa mencegah stunting.
"Peran Kantor Urusan Agama (KUA) yakni setiap pasangan yang akan dinikahkan, kami berikan kursus calon pengantin dengan memasukkan muatan-muatan tentang stunting dalam kursus tersebut,” ujar Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Maluku Yamin melalui keterangan tertulis di Ambon, Jumat.
Kursus pranikah adalah pemberian bekal pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga.
Baca juga: 51 pasangan suami-istri difasilitasi Pemkot Ambon untuk sidang isbat nikah massal
Saat ini, pihaknya tengah melakukan layanan bimbingan keluarga sakinah dengan pendampingan, konsultasi penyuluhan, serta informasi terkait dengan stunting kepada masyarakat.
Hal itu untuk membangun ketahanan keluarga Indonesia di daerah setempat pada masa yang akan datang.
Menurutnya, dalam upaya percepatan penurunan stunting di Maluku harus ada sinergi, kolaborasi, kerja sama, terutama para pemangku kepentingan terkait.
"Itu bisa terjalin mulai dari tingkat wilayah, kabupaten/kota sampai pada tingkat kecamatan," ucapnya.
Baca juga: Komnas Haji berharap Kemenag prioritaskan jamaah lanjut usia
Sebelumnya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia juga menyampaikan pentingnya koordinasi lintas sektor guna menekan angka stunting di Maluku.
Deputi Bidang Lalitbang BKKBN RI Rizal Damanik mengatakan pemerintah pusat telah menetapkan target prevalensi stunting setiap tahun tiga persen.
Baca juga: Menag sebut AICIS miniatur kajian Islam yang terbuka dan moderat
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku juga meminta posyandu dan puskesmas berperan aktif dalam menjalankan strategi intervensi untuk percepatan penurunan stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Peran Kantor Urusan Agama (KUA) yakni setiap pasangan yang akan dinikahkan, kami berikan kursus calon pengantin dengan memasukkan muatan-muatan tentang stunting dalam kursus tersebut,” ujar Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Maluku Yamin melalui keterangan tertulis di Ambon, Jumat.
Kursus pranikah adalah pemberian bekal pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga.
Baca juga: 51 pasangan suami-istri difasilitasi Pemkot Ambon untuk sidang isbat nikah massal
Saat ini, pihaknya tengah melakukan layanan bimbingan keluarga sakinah dengan pendampingan, konsultasi penyuluhan, serta informasi terkait dengan stunting kepada masyarakat.
Hal itu untuk membangun ketahanan keluarga Indonesia di daerah setempat pada masa yang akan datang.
Menurutnya, dalam upaya percepatan penurunan stunting di Maluku harus ada sinergi, kolaborasi, kerja sama, terutama para pemangku kepentingan terkait.
"Itu bisa terjalin mulai dari tingkat wilayah, kabupaten/kota sampai pada tingkat kecamatan," ucapnya.
Baca juga: Komnas Haji berharap Kemenag prioritaskan jamaah lanjut usia
Sebelumnya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia juga menyampaikan pentingnya koordinasi lintas sektor guna menekan angka stunting di Maluku.
Deputi Bidang Lalitbang BKKBN RI Rizal Damanik mengatakan pemerintah pusat telah menetapkan target prevalensi stunting setiap tahun tiga persen.
Baca juga: Menag sebut AICIS miniatur kajian Islam yang terbuka dan moderat
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku juga meminta posyandu dan puskesmas berperan aktif dalam menjalankan strategi intervensi untuk percepatan penurunan stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023