Beijing (Antara Maluku) - Sedikitnya 32 orang tewas ketika sebuah kereta api berkecepatan tinggi menghantam sebuah kereta api yang mogok di depannya di provinsi Zhejiang di bagian timur China, Sabtu.   

Kecelakaan itu terjadi di sebuah jembatan dekat kota Wenzhou setelah kereta pertama kehilangan tenaga -- mungkin karena dihantam oleh halilintar -- dan kereta di belakangnya menabraknya, kata kantor berita resmi Xinhua.

Televisi negara menunjukkan satu atau mungkin dua gerbong di tanah di bawah jembatan, dengan satu lainnya tergantung di atasnya. Beberapa gerbong yang lain tergelincir. Lebih dari 100 orang terluka telah dibawa ke rumah sakit.

Sebuah kereta api berangkat dari Beijing ke kota pantai Fuzhou, kerata api lainnya melaju dari ibu kota provinsi Zhejiang, Hangzhou, juga ke Fuzhou.

"Kereta api itu tiba-tiba terguncang dengan keras, melemparkan semua bagasi. Para penumpang berteriak minta bantuan tapi tidai ada awak yang menanggapi," kata orang yang selamat, Liu Hongtao, sebagaimana dikutip oleh Xinhua.

Siaran televisi negara minta pada orang-orang yang tak terlibat dalam upaya pertolongan untuk menjauh, mengatakan mereka menghambat upaya untuk mengeluarkan orang-orang yang selamat dari gerbong-gerbong yang rusak dan membawa mereka ke rumah sakit.

Kementerian perkeretapian telah memerintahkan pihak keselamatan darurat untuk memeriksa kereta api-kereta api di negara itu, Xinhua menambahkan.

Para pengguna media jejaring sosial seperti Twitter China telah menyebarkan permintaan pada masyarakat untuk menyumbang darah dan membantu mencari keluarga dan teman yang hilang.

"Saya mencari Lu Haitian yang berada di gerbong 3. Tolong kirim terus petunjuk yang anda punya!," tulis "Noodle Kung-fu".

Beberapa yang lain, bagaimanapun, mengkritik catatan keselamatan kereta api berkecepatan tinggi di China.

Jalur kereta api berkecepatan tinggi Beijing-Shanghai telah dilanda oleh gangguan listrik, menyebabkan para penumpang terdampar di kereta yang sesak selama beberapa jam sedikitnya tiga kali sejak pembukaannya sebulan lalu.

"Kereta api berkecepatan tinggi itu omong kosong. Mereka (kereta) sering mendapat kecelakaan dan hanya melayani beberapa tahun," tulis "I believe in snow".

"Kita harus belajar dari Jepang. Mereka telah menoperasikan kereta api cepat selama bertahun-tahun dengan tiada masalah."

Pemerintah telah menghabiskan miliaran dolar untuk meningkatkan jaringan jalan kereta api di negara paling padat penduduknya di dunia itu dan menyatakan mereka telah merencanakan untuk menghabiskan 120 miliar setahun selama beberapa tahun untuk pembangunan jalan kereta api.

Jalur Beijing-Shanghai adalah yang terakhir dan paling disambut yang pemerintah harapkan akan merentang sepanjang 45.000 Km pada akhir 2015.

Tapi jaringan sangat besar itu telah dilanda oleh serangkaian skandal selain insiden keselamatan dalam beberapa bulan terakhir. Tiga pejabat perkeretaapian telah diselidiki karena korupsi sejauh ini tahun ini, menurut laporan media setempat.

Pada Februari, Liu Zhijun dipecat sebagai menteri perekerapaian karena "pelanggaran disiplin serius".

Bencana besar kereta api terakhir di China adalah pada 2008, ketika sebuah kereta api ekspres yang melakukan perjalanan dari Beijing ke kota pantai timur Qingdao tergelncir dan bertabrakan dengan kereta api lainnya, menewaskan 72 orang dan melukai 416 orang.

China South Locomotive and Rolling Stock Corp Ltd dan China North Locomotive dan Rolling Stock Corp adalah pembuat kereta api yang dominan di China.

Pewarta: Reuters

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011