Surabaya (ANTARA) - Jenasah Boedi Sampoerna (Liem Seng Thee), seorang pendiri pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk, akan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Puncak Nirwana, Purwoasri, Pasuruan, dengan sebuah peti mati berharga Rp500 juta.

Boedi Sampoerna (78) meninggal dunia di Rumah Sakit Premier Surabaya, Senin (8/8) malam sekitar pukul 19.25 WIB, akibat penyakit kanker mulut kronis yang dideritanya.

"Kami mohon dibukakan pintu maaf bagi beliau," kata kuasa hukum mantan Presiden Komisaris perusahaan tersebut, Eman Achmad Sulaeman, ketika dihubungi di Surabaya, Selasa.

Ia mengungkapkan, jenazah kini masih disemayamkan di rumah duka di Jalan Untung Suropati, Surabaya.

Menurut dia, penyebab meninggalnya Boedi dikarenakan sempat menderita kanker di lidah yang sudah menjalar ke tenggorokan.

Penyakit tersebut sudah dideritanya sejak Oktober 2010, dan keluarga sudah mengupayakan langkah pengobatan dan operasi.

"Beliau pernah dalam kondisi membaik, meskipun dua pekan terakhir kian parah dan semalam berpulang," ujarnya.

Terkait proses pemakaman, ia mengaku, pihak keluarga berencana memakamkannya pada hari Kamis (18/8), sedangkan misa bagi penghormatan terakhir jenazah Boedi akan dilakukan pada Rabu (17/8) siang sejak pukul 12.00 WIB.

"Di sisi lain, pihak keluarga tidak merinci alasan detail mengapa lokasi Kompleks Pemakaman Puncak Nirwana dipilih," katanya.

Menyikapi meninggalnya Boedi Sampoerna, "Executive Managing Director Maspion Group", Alim Satria, mengurai, Boedi adalah pribadi sangat baik.

"Walau intensitas pertemuan kami jarang, tetapi Boedi merupakan sosok yang humoris. Saya ikut berduka cita mendengar kabar meninggalnya Boedi," katanya.

Semasa hidup, lanjut dia, Boedi adalah pria yang gemar mengoleksi mobil kuno.

"Kalau ingat dia memburu mobil incarannya, dia bisa dibilang  kolektor gila, berapapun harga mobil incarannya dia beli," katanya.

Sebelumnya, Boedi yang dilahirkan di Surabaya pada tahun 1937 tersebut, meninggal dunia setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Premier Surabaya, Senin (8/8) malam.

Pewarta:

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011