Ambon (Antara Maluku) - PT Gemala Borneo Utama melakukan eksplorasi deposit emas di Pulau Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku.

"Eksplorasi masih tahap umum tersebut dilakukan karena perusahaan ini memiliki lima izin usaha pertambangan (IUP) di sebagian besar Pulau Romang," kata Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Maluku Ronny Kakerissa, Rabu.

Ia mengatakan, jika dalam eksplorasi itu perusahaan berhasil menemukan deposit emas bernilai ekonomis, akan bermanfaat bagi  MBD dalam mendorong pembangunan, pemerintahan, dan pelayanan sosial, menyusul peresmiannya menjadi kabupaten pada 16 September 2011.

PT GBU adalah satu dari 63 perusahaan swasta yang mengantogi izin eksplorasi migas maupun tambang di MBD dengan sebagian besar masih menunggu pelepasan kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan.  

"Jadi potensi migas dan tambang, di samping sumber daya alam lainnya oleh Barnabas Orno - Johanes Letelay sebagai Bupati dan Wakil Bupati perdana MBD yang dilantik di Kisar pada 26 April 2011 diarahkan untuk mendorong percepatan pembangunan, pemerintahan, dan pelayanan sosial di daerah yang erbatasan langsung dengan Timor Leste ini," ujar Ronny.

Dia menyatakan, PT GBU yang induk perusahaannya berada di Australia yakni Robust Resource Ltd  mendanai pembersihan lahan di kota Tiakur yang menjadi ibu kota Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dengan memberikan dana hubah Rp8 miliar.

Pembersihan lahan tersebut guna mendukung pembangunan berbagai infrastruktur di Tiakur, kecamatan Moa Lakor, agar kegiatan pemerintahan berlangsung di ibu kota  MBD sebagaimana diatur UU.30 tahun 2008 Pasal 7.

Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Maluku Bram Tomasoa mengatakan, PT GBU juga tercatat sebagai salah satu dari lima kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas yang telah mengajukan izin dan rekomendasi Gubernur Maluku untuk proses ekplorasi dan eksploitasi bahan tambang di provinsi ini, di mana sebagian besar bergerak di sektor minyak dan gas (migas) serta emas dan perak.

Gubernur Ralahalu, menurut Tomasoa, telah menyarankan perusahaan yang akan melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan di Maluku untuk mengedepankan pemberdayaan masyarakat sekitar sebagai bentuk tanggung jawab sosial dalam memberdayakan warga demi peningkatan kesejahteraan.

Perusahaan pertambangan juga diingatkan untk memperhatikan masalah konservasi lingkungan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kasus lumpur Lapindo di Sidoardjo, Jawa Timur.

"PT GBU akan melakukan kerja sama dengan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon dan Universitas Queensland, Australia, untuk melakukan kajian program pemberdayaan masyarakat yang cocok diterapkan di Pulau Romang," katanya.

Sebelum PT GBU sudah ada perusahaan lain yang melakukan eksplorasi di Pulau Romang yakni PT Muswell Brook Mining yang bekerja sama dengan Asthon Mining dan melakukan eksplorasi di bagian utama pulau tersebut pada 1988-1992.

Selain itu, perusahaan Billiton PLC (sekarang BHP Billiton) juga  melakukan eksplorasi geologi, geokimia, dan geofisika di Pulau Romang bagian Selatan pada 1998-1999 dengan menghabiskan investasi tiga miliar dolar AS.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011