Ambon (Antara Maluku) - Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Antonio Guido Filipazzi menyampaikan salam berkat dan damai dari Paus Benediktus XVI kepada masyarakat dan umat beragama di Maluku.

"Saya diminta untuk menyampaikan salam berkat dan damai dari pimpinan tertinggi umat Katholik, Paus Benediktus XVI kepada pemimpin daerah, tokoh agama, pemuka masyarakat serta seluruh umat beragama di Maluku," kata Dubes Antonio Guido Filipazzi, saat meresmikan dua sekolah tinggi Katholik, di Ambon, Minggu.

Pimpinan tertinggi umat Katholik Paus Benediktus, ujar Dubes, berharap kerukunan umat beragama di Maluku senantiasa terpelihara dan menjadi perekat rasa persaudaraan dan kekeluargaan.

Kehidupan orang Maluku yang terkenal memiliki hubungan kekerabatan dan terbingkai dalam budaya leluhur "Pela-gandong" harus terus dipelihara dan ditingkatkan sebagai perekat utama hubungan persaudaraan yang hakiki.

Dengan pola "hidup orang basudara" yang terpelihara dengan baik, Paus Benediktus meyakini kehidupan yang harmonis dan damai akan senantiasa tercipta dan tidak akan ada lagi konflik seperti yang pernah terjadi pada tahun 1999 maupun paska 11 September 2011.

"Konflik tidak akan membawa manfaat, setetapi sebaliknya penderitaan berkepanjangan bagi semua orang. Indonesia dan Maluku adalah wilayah yang terkenal dengan keragaman budaya serta kebersamaan hidup dalam persaudaraan dan kekeluargaan yang kental. Ini harus terus dipertahankan," ujarnya.

Paus benediktus, tandas Dubes, berharap, kerukunan umat beragama semakin kuat terbina dan umat memiliki ketahanan yang prima untuk menghadapi berbagai tekanan dan hasutan yang dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

"Hiduplah dengan damai satu dengan lainnya serta saling menghagai perbedaan, guna menghadirkan sukacita, kesejahteraan dan keselamatan bagi banyak orang," katanya.

Dubes yang berkunjung di Ambon sejak 15-18 Oktober juga meresmikan dua sekolah tinggi Katholik, yakni Sekolah tinggi pendidikan agama Katolik (STPAK) Santo Yahanes dan Seminari Tinggi Santo Fransiskus Xaverius, yang terletak di Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon.

Dubes juga akan berkunjung ke Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) untuk memimpin misa syukuran peringatan 100 tahun berdirinya gereja Katholik di Kepulauan Tanimbar, MTB yang akan berlangsung, 18 Oktober 2011.

Bukti Ambon Aman

Sementara itu, Wakil Wali kota Ambon, Sam Latuconsina, menegaskan bahwa kehadiran Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Antonio Guido Filipazzi di Ambon 15-18 Oktober 2011, membuktikan kondisi dan situasi di ibu kota provinsi Maluku itu semakin kondusif dan aman.

"Kehadiran Dubes membuktikan bahwa daerah ini semakin aman serta tidak terpengaruh dengan pemberitaan negatif di media massa, terkait bentrok antarwarga yang terjadi 11 September 2011," ujar Latuconsina, di Ambon, Minggu.

Dalam sambutannya saat pemberkatan dan peresmian Sekolah tinggi pendidikan agama Katolik (STPAK) Santo Yohanes dan Seminari Tinggi Santo Fransiskus Xaverius, di Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon ia malah meminta Dubes untuk menyaksikan sendiri situasi dan kondisi yang telah pulih dan berbagai aktivitas masyarakat telah berjalan normal seperti semula.

Menurutnya, konflik 11 September mengakibatkan korban jiwa dan harta benda dapat segera teratasi selain karena kesigapan aparat keamanan, Pemprov Maluku dan Pemkot Ambon, juga didukung kesadaran masyarakat untuk menciptakan perdamaian serta tidak ingin konflik terulang kembali.

"Warga di Ambon semakin sadar bahwa mereka sengaja dibenturkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab dengan maksud menghancurkan kehidupan persaudaraan di kota ini," katanya.

Masyarakat, tandasnya, semakin cerdas, dewasa serta mampu mengendalikan dan menyelesaikan semua persoalan yang dapat menghancurkan sendi kehidupan orang basudara (bersaudara) di Ambon.

Dia berharap kehadiran Dubes Vatikan di Ambon berdampak memperkuat hubungan persaudaraan dan kekeluargaan antarumat beragama di Ambon dan Maluku pada umumnya.

Terkait pemberkatan dan peresmian dua sekolah tinggi itu, Latuconsina menegaskan, hal itu sejalan dan mendukung program pembangunan yang dilaksanakan bersama-sama dengan Wali Kota Richard Louhenapessy yakni menjadikan Ambon sebagai pusat pendidikan di Maluku.

"Kami memprogramkan Ambon sebagai kota pendidikan dan menjadi tujuan utama generasi muda untuk menimba berbagai ilmu. Diharapkan kehadiran dua sekolah tinggi ini akan melahirkan calon guru agama serta imam yang mampu memperkuat keimanan umat di Ambon dan Maluku pada umumnya di masa mendatang," ujarnya.

Selain itu, dapat berdampak bagi peningkatan persatuan dan kesatuan serta kerukunan hidup antarumat di daerah ini.

"Dua lembaga pendidikan ini harus mampu menempa dan melahirkan generasi muda yang menghargai akan perbedaan serta kerukunan hidup antarumat beragama di Maluku, yang tercermin dalam budaya leluhur Pela-Gandong," tandasnya.

Sedangkan Uskup Diosis Amboina, Mgr. PC Mandagi, menegaskan bahwa bentrok antarwarga pada 11 September hanya dilakukan segelintir orang yang tidak suka melihat kedamaian dan kerukunan hidup umat beragama di daerah ini.

"Mereka orang tidak beradab. Situasi kota Ambon saat ini ada dalam suka cita," katanya.

Menurut Uskup Mandagi, peran pemerintah daerah bersama aparat keamanan sangat besar dalam menciptakan kedamaian di Ambon, serta didukung kesadaran masyarakat untuk maningkatkan tali silaturahmi dan persaudaraan antarsesama.

Uskup Mandagi juga menyampaikan terima kasih atas peran tokoh masyarakat dan pemuka agama di Maluku yang bekerja keras untuk meningkatkan kebersamaan dan persaudaraan antarumat melalui dialog dan berbagai pendekatan dalam cinta kasih.

Mandagi juga berharap kehadiran dua sekolah tinggi itu tidak hanya menjadi simbol kemegahan tetapi harus bermanfaat untuk menciptakan SDM berkualitas dan profesional di bidangnya dan bermanfaat bagi pembangunan di Maluku, terutama keimanan dan ketaqwaan kepada Sang Pencipta.

Pewarta: James F. Ayal-Stefano Lilinger

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011