Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara  secara  intensif  terus mengembangkan rempah di daerah itu  melalui kolaborasi dengan berbagai daerah yang memiliki hasil rempah usai mendapatkan merek  Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

"Kami memiliki program untuk membangun jejaring dengan pulau-pulau penghasil rempah dan berkolaborasi melakukan penguatan dalam mengembangkan rempah," kata Kepala Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah (Bapelitbangda) Kota Ternate  Rizal Marsaoly di Ternate, Rabu.

Menurut dia, pihaknya akan membangun jejaring dengan daerah penghasil rempah di Malut dan berbagai daerah lainnya seperti Banda Naira, Ambon, Palu, Sulawesi Utara dan berbagai daerah yang merupakan penghasil rempah seperti pala dan cengkih.

Apalagi, kata Rizal, gugusan pulau di Maluku Utara sejak dahulu kala menjadi rebutan bangsa Eropa untuk mencari rempah-rempah yang bernilai tinggi saat itu.


Terpisah, Gubernur Maluku Utara  Abdul Gani Kasuba mengatakan, literatur kuno mencatat  peran rempah nusantara telah membentuk peradaban dunia sejak ribuan tahun yang lampau.

Peneliti menemukan segenggam cengkih pada wadah keramik yang terbakar di gurun pasir Suriah di tepi Sungai Efrat pada era raja tahun 1721 SM.

"Padahal cengkih adalah tanaman asli yang tumbuh di kepulauan Maluku. Hal tersebut membuktikan adanya aktivitas perdagangan yang bermula dari Nusantara," katanya.

Sehingga, dalam perkembangannya jalur perdagangan rempah semakin ramai hingga di sebut sebagai jalur rempah, melalui jalur rempah juga agama-agama seperti hindu, Budha, dan Kristen masuk ke nusantara dan tak terkecuali Islam yang di bawah oleh para pedagang Arab dan India. 

Para sejarawan menduga Islam yang pertama kali masuk melalui wilayah baru di Sumatra kemudian mencapai ke daerah yang disebut Moloku Kie Raha yakni Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Kerajaan-kerajaan di empat wilayah ini pun kemudian menerima Islam dan menjadi kesultanan Islam yang menguasai jalur perdagangan rempah di nusantara dengan komoditas utama berupa cengkih.

Selain itu, Bumi Moloku Kie Raha kemudian mencatatkan andil besar dalam penyebaran dan pengembangan peradaban Islam di nusantara pada abad ke 12 hingga abad ke 19.

 Peradaban Islam semakin pesat berkembang pada era kesultanan Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan, periode ini sekaligus mengantarkan Moluku Kie Raha kepada puncak kejayaan kekuasaannya sekaligus kegemilangan jalur rempah nusantara.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023