Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Maluku melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) membangun kios pengendali harga sebagai salah satu strategi menekan laju inflasi di kota itu.
“Kios tersebut disiapkan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan di tengah gejolak pasar,” kata Wakil Wali Kota Ambon Ely Toisutta, di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan, pembangunan kios pengendali harga di lokasi strategis, baik di pasar maupun ruko yang sedang dipersiapkan.
" Ini untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan kebutuhan pangan masyarakat tetap tersedia," ujarnya.
Selain itu TPID juga melaksanakan Gerakan Pasar Murah, intervensi harga di pasar, serta Satgas Pangan.
Menurut Ely, semua upaya itu bertujuan agar lonjakan harga tidak membebani masyarakat.
“Sudah menjadi tugas pemerintah melalui TPID untuk hadir ketika terjadi lonjakan harga komoditas seperti cabai, bawang merah, bawang putih, telur, ikan dan lainnya,” katanya .
Selain pembangunan kios, TPID juga akan mengubah lokasi pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) dari area pasar ke kawasan permukiman dan rumah ibadah agar jangkauannya lebih luas.
Langkah ini diambil agar bantuan pangan murah bisa langsung menjangkau masyarakat rentan.
Pemkot Ambon melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) juga melakukan sosialisasi dan tera ulang timbangan yang digunakan pedagang guna memastikan kesesuaian dengan standar yang berlaku.
Pemerintah berharap tidak ada lagi praktik curang dalam transaksi jual beli di pasar.
Tidak hanya itu, Wakil Wali Kota Ambon mengajak masyarakat, khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk memanfaatkan lahan kosong yang dimiliki dengan menanam cabai, sayur mayur, dan tanaman pangan lainnya.
“Ini bagian dari upaya kita memperkuat ketahanan pangan di tingkat rumah tangga,” ucapnya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat provinsi tersebut mengalami inflasi sebesar 1,88 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 109,81 pada Juni 2025.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) sebesar 2,30 persen dengan IHK 108,00, dan terendah terjadi di Kota Ambon sebesar 1,62 persen dengan IHK sebesar 110,87," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Patiwallapia.
Ia mengatakan, inflasi terjadi karena ada kenaikan yang ditunjukan oleh naiknya harga pada sembilan indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,22 persen, kelompok kesehatan sebesar 5,77 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,65 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,95 persen.