PT PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) terus berupaya meningkatkan taraf hidup warga yang tinggal di sekitar pembangkit dengan membangun dua hunian layak huni bagi warga Tidore lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan
"Kali ini PLN memanfaatkan abu sisa pembakaran batu bara atau Fly Ash Botton Ash (FABA) sebagai bahan baku produk konstruksi yang digunakan untuk mewujudkan hunian layak bagi dua warga di Desa Rum Balibunga, Tidore Kepulauan," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Malut (UIW MMU) Awat Tuhuloula di Ternate, Rabu.
Dia mengatakan, dengan pemanfaatan FABA PLTU Tidore ini, dapat menghasilkan 16.000 batako dan 20.000 paving block.
Bahkan, dibutuhkan waktu setidaknya kurang dari satu bulan untuk pengerjaan batako dan paving block kemudian dua bulan penuh untuk membedah dua rumah warga tersebut.
"Program ini patut kita laksanakan dan kita gaungkan secara meluas, karena ini terkait dengan proses bisnis PLN yang berkaitan dengan lingkungan. FABA ini sudah mendapatkan izin resmi untuk dimanfaatkan maupun didaur ulang sehingga PLN menyambut baik peluang tersebut. Pemanfaatan FABA sejalan dengan bantuan yang kita berikan dalam hal merenovasi dua bangunan rumah sehingga dampaknya dapat menyejahterakan masyarakat yang berada di sekitar area PLTU Tidore. Tentunya ini adalah hal mulia karena program TJSL ini terus kita jajaki dan konsisten kita laksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan," kata Awat.
Adapun ribuan batako dan paving block yang diproduksi ini telah diuji daya kuat tekan oleh Laboratorium Material Beton Universitas Khairun Ternate yang terakreditasi mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), sehingga rumah yang telah dibenahi akan kokoh.
Sementara itu, Lurah Rum Balibunga, Hamid Syaifuddin menuturkan, PLN merupakan perpanjangan tangan untuk turut membantu masyarakat kurang mampu yang berada di kawasan pemerintahannya.
"Di kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih atas perhatian penuh pihak PLN yang turut membantu kami. Kami percaya tanpa ada bantuan dari suatu Instansi, kami tak bisa berbuat banyak bagi masyarakat. Harapannya, ini adalah bukan awal tapi setahu saya, ini adalah bagian ketiga, pertama bangun rumah FABA di RT 07, dua rumah di tahun kemarin, dan di 2023 ini juga ada dua unit," kata Hamid.
Adapun rumah FABA ini rencananya akan diberikan kepada dua penerima manfaat Desa Rum Balibunga. Mereka merupakan masyarakat kurang mampu yang dinilai berhak memperoleh bantuan tersebut.
Sementara itu, Rahman Kadir. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai nakhoda speedboat ini mengaku rumah yang dihuninya memang sudah tidak layak untuk ditempati. Sebab, beberapa bagian rumah telah rusak, seperti atap dan tembok. Ketika musim penghujan tiba, rumahnya sering tergenang banjir. Untuk itu, dengan adanya program FABA PLTU ini sangat membantunya mewujudkan hunian impiannya.
"Sudah lama saya ingin perbaiki, hanya saja belum ada uang yang cukup. Kami merindukan ada bantuan seperti ini," kata Arman.
Impiannya, dengan adanya rumah layak huni ini, akan ditingkatkan dengan memulai usaha dari lingkungan rumah, agar menunjang kebutuhan rumah tangga, terutama dalam memenuhi biaya sekolah kedua anaknya yang kini masih berada di bangku pendidikan.
Hal yang sama dialami seorang petani Desa Rum Balibunga Maryam. Ibu dua anak yang sehari-hari bekerja di ladang ini mengaku, untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari saja d sudah bersyukur. Bantuan hunian layak ini bisa meringankan beban ekonomi yang ditanggung keluarganya.
"Terima kasih PLN untuk bantuannya, seperti mimpi yang jadi kenyataan dan yang saya khawatirkan selama ini adalah ketika gempa, rumah kami roboh karena bangunan sudah miring dan kayunya sudah lapuk semua. Kami sangat berharap bantuan ini dapat diwujudkan sesuai dengan impian kami sejak lama," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Kali ini PLN memanfaatkan abu sisa pembakaran batu bara atau Fly Ash Botton Ash (FABA) sebagai bahan baku produk konstruksi yang digunakan untuk mewujudkan hunian layak bagi dua warga di Desa Rum Balibunga, Tidore Kepulauan," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Malut (UIW MMU) Awat Tuhuloula di Ternate, Rabu.
Dia mengatakan, dengan pemanfaatan FABA PLTU Tidore ini, dapat menghasilkan 16.000 batako dan 20.000 paving block.
Bahkan, dibutuhkan waktu setidaknya kurang dari satu bulan untuk pengerjaan batako dan paving block kemudian dua bulan penuh untuk membedah dua rumah warga tersebut.
"Program ini patut kita laksanakan dan kita gaungkan secara meluas, karena ini terkait dengan proses bisnis PLN yang berkaitan dengan lingkungan. FABA ini sudah mendapatkan izin resmi untuk dimanfaatkan maupun didaur ulang sehingga PLN menyambut baik peluang tersebut. Pemanfaatan FABA sejalan dengan bantuan yang kita berikan dalam hal merenovasi dua bangunan rumah sehingga dampaknya dapat menyejahterakan masyarakat yang berada di sekitar area PLTU Tidore. Tentunya ini adalah hal mulia karena program TJSL ini terus kita jajaki dan konsisten kita laksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan," kata Awat.
Adapun ribuan batako dan paving block yang diproduksi ini telah diuji daya kuat tekan oleh Laboratorium Material Beton Universitas Khairun Ternate yang terakreditasi mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), sehingga rumah yang telah dibenahi akan kokoh.
Sementara itu, Lurah Rum Balibunga, Hamid Syaifuddin menuturkan, PLN merupakan perpanjangan tangan untuk turut membantu masyarakat kurang mampu yang berada di kawasan pemerintahannya.
"Di kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih atas perhatian penuh pihak PLN yang turut membantu kami. Kami percaya tanpa ada bantuan dari suatu Instansi, kami tak bisa berbuat banyak bagi masyarakat. Harapannya, ini adalah bukan awal tapi setahu saya, ini adalah bagian ketiga, pertama bangun rumah FABA di RT 07, dua rumah di tahun kemarin, dan di 2023 ini juga ada dua unit," kata Hamid.
Adapun rumah FABA ini rencananya akan diberikan kepada dua penerima manfaat Desa Rum Balibunga. Mereka merupakan masyarakat kurang mampu yang dinilai berhak memperoleh bantuan tersebut.
Sementara itu, Rahman Kadir. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai nakhoda speedboat ini mengaku rumah yang dihuninya memang sudah tidak layak untuk ditempati. Sebab, beberapa bagian rumah telah rusak, seperti atap dan tembok. Ketika musim penghujan tiba, rumahnya sering tergenang banjir. Untuk itu, dengan adanya program FABA PLTU ini sangat membantunya mewujudkan hunian impiannya.
"Sudah lama saya ingin perbaiki, hanya saja belum ada uang yang cukup. Kami merindukan ada bantuan seperti ini," kata Arman.
Impiannya, dengan adanya rumah layak huni ini, akan ditingkatkan dengan memulai usaha dari lingkungan rumah, agar menunjang kebutuhan rumah tangga, terutama dalam memenuhi biaya sekolah kedua anaknya yang kini masih berada di bangku pendidikan.
Hal yang sama dialami seorang petani Desa Rum Balibunga Maryam. Ibu dua anak yang sehari-hari bekerja di ladang ini mengaku, untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari saja d sudah bersyukur. Bantuan hunian layak ini bisa meringankan beban ekonomi yang ditanggung keluarganya.
"Terima kasih PLN untuk bantuannya, seperti mimpi yang jadi kenyataan dan yang saya khawatirkan selama ini adalah ketika gempa, rumah kami roboh karena bangunan sudah miring dan kayunya sudah lapuk semua. Kami sangat berharap bantuan ini dapat diwujudkan sesuai dengan impian kami sejak lama," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023