Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara menjadikan kawasan Loto di Kecamatan Ternate Barat sebagai percontohan pertanian hortikultura untuk memenuhi kebutuhan sayur  mayur bagi warga setempat.

Kepala Dinas Pertanian Kota Ternate Thamrin Marsaoly di Ternate Kamis menyatakan karena lahan di Ternate semakin minim akibat dipadati ruang pemukiman,  pihaknya membuat inovasi dan terobosan untuk mengembangkan lahan komoditas hortikultura berupa urban farming atau pertanian perkotaan.

Menurut dia  kawasan Loto dijadikan  sebagai daerah percontohan untuk pengembangan lahan pertanian hortikultura, karena  tata ruang semakin terbatas.

Dia menyebutkan , saat ini, untuk tahap awal pihaknya mendorong kurang lebih 40 kelompok tani aktif untuk menyukseskan program.

Pada tahap awal ini sudah hampir 70 kelompok tani yang telah bergabung dalam proyek perubahan Urban Farming yang dipimpinnya.

"Tentunya ini adalah sesuatu yang luar biasa dan kemungkinan besar akan meningkatkan taraf produksi petani, dari tadinya di Ternate Barat hanya kurang lebih 22 ton per sekali panen," kata dia.

Ia berharap  dengan perkembangan yang ada sekarang ditargetkan satu sampai dua bulan ke depan, hasil panen bisa mencapai 90  sampai 100 ton untuk komoditas tomat dan varian sayur-mayur," ujarnya.

Selain, lahan pertanian yang telah ditanami komoditas hortikultura ini ia berharap  perlu perlu perhatian bersama karena  mengembangkan pertanian bukan perkara mudah dan membutuhkan kolaborasi semua pihak.

Oleh karena  itu, dalam pengembangan pertanian bukan hanya di Dinas Pertanian saja, tetapi butuh kolaborasi, butuh bantuan seluruh komponen terkait di lingkup pemerintah maupun swasta.

Sebelumnya  komoditas tomat  di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) mulai berkurang, menyusul banyaknya stok tomat yang dipasok dari pulau Halmahera dijual ke berbagai kawasan pertambangan dengan harga tinggi.

Salah seorang pedagang di Pasar Gamalama Ternate, Hafsa Jabid  mengatakan, stok kebutuhan tomat di pasar mulai berkurang, terutama dari Pulau Halmahera dan Tidore Kepulauan.

Sebab, stok tomat yang biasanya dipasok dari Pulau Halmahera saat ini telah dijual ke berbagai perusahaan tambang beroperasi di Halmahera, sehingga pedagang hanya mengandalkan pasokan dari distributor tomat asal Manado, pulau Sulawesi.

Akibat berkurangnya stok tomat itu, harga tomat yang biasanya dijual dengan harga Rp15 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram.

Untuk itu  Dinas Pertanian (Distan) Kota Ternate menargetkan akan melakukan panen 100 ton tomat dan berbagai kebutuhan sayur mayur petani menggunakan ketersediaan lahan untuk bertani di daerah ini, menyusul makin berkurangnya stok tomat yang dipasok dari Pulau Halmahera.


 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023