Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah Provinsi Maluku sedang mengkoordinasikan penanganan infrastuktur dan rumah warga yang rusak akibat terjangan banjir dan angin puting beliung di Kecamatan Taniwel, Seram Bagian Barat dan di Ambalau, Buru Selatan.
Wakil Gubernur, Maluku, Said Assagaff di Ambon, Kamis, mengatakan, dirinya telah bertemu dengan para kepala desa (atau raja dalam sebutan lokal Maluku, red) dan Camat Taniwel, Oni Tuhenae untuk membicarakan pembangunan tiga jembatan yang putus di wilayah Seram Bagian Barat itu sejak dua pekan lalu.
"Masalah bencana alam di Taniwel sudah dibicarakan dengan camat dan raja-raja di daerah itu. Begitupun Ambalau. Saya juga sudah membicarakan hal itu dengan Kadis Pekerjaan Umum, Ismail Usemahu dan Kepala Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Farida Salampessy untuk segera ditangani," kata Assagaff.
Pada dua pekan lalu, sebanyak tiga jembatan yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Taniwel terputus akibat luapan air sungai karena hujan deras selama dua hari. Akibatnya aktivitas perekonomian masyarakat di tiga desa itu lumpuh karena lalu lintas barang dan jasa angkutan terputus.
Ketiga jembatan yang terputus itu masing-masing Jembatan Kali Waerera, penghubung antara Desa Murnaten dengan Nikulukan, Jembatan Kali Kaputi yang berada di antara Desa Taniwel dan Hulung dan Jembatan Kali Hanoli.
Sementara di Kecamatan Ambalau, Baru Selatan, angin puting beliung yang terjadi pada Selasa pekan lalu(20/3) merusak puluhan rumah warga dan tiga masjid di tiga desa yakni Elara, Selasi dan Siwar.
Warga yang rumahnya hancur karena terpaan angin kini mengungsi di rumah-rumah tetangga atau tinggal bersama karabatnya.
Wagub Said Assagaff mengatakan, penanganan masalah bencana alam harus cepat dilakukan demi menghindari kemungkinan buruk yang bisa saja timbul akibat terlambat direspons.
Ia mengatakan, khusus untuk pembangunan jembatan di Taniwel, dirinya akan memanggil Kepala Balai Jalan dan Jembatan Wilayah IX Maluku dan Maluku Utara, Jefry Pattiasina untuk dibicarakan bersama.
"Kalau ada masalah harus cepat ditanggapi, jangan dibiarkan hingga menjadi besar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
Wakil Gubernur, Maluku, Said Assagaff di Ambon, Kamis, mengatakan, dirinya telah bertemu dengan para kepala desa (atau raja dalam sebutan lokal Maluku, red) dan Camat Taniwel, Oni Tuhenae untuk membicarakan pembangunan tiga jembatan yang putus di wilayah Seram Bagian Barat itu sejak dua pekan lalu.
"Masalah bencana alam di Taniwel sudah dibicarakan dengan camat dan raja-raja di daerah itu. Begitupun Ambalau. Saya juga sudah membicarakan hal itu dengan Kadis Pekerjaan Umum, Ismail Usemahu dan Kepala Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Farida Salampessy untuk segera ditangani," kata Assagaff.
Pada dua pekan lalu, sebanyak tiga jembatan yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Taniwel terputus akibat luapan air sungai karena hujan deras selama dua hari. Akibatnya aktivitas perekonomian masyarakat di tiga desa itu lumpuh karena lalu lintas barang dan jasa angkutan terputus.
Ketiga jembatan yang terputus itu masing-masing Jembatan Kali Waerera, penghubung antara Desa Murnaten dengan Nikulukan, Jembatan Kali Kaputi yang berada di antara Desa Taniwel dan Hulung dan Jembatan Kali Hanoli.
Sementara di Kecamatan Ambalau, Baru Selatan, angin puting beliung yang terjadi pada Selasa pekan lalu(20/3) merusak puluhan rumah warga dan tiga masjid di tiga desa yakni Elara, Selasi dan Siwar.
Warga yang rumahnya hancur karena terpaan angin kini mengungsi di rumah-rumah tetangga atau tinggal bersama karabatnya.
Wagub Said Assagaff mengatakan, penanganan masalah bencana alam harus cepat dilakukan demi menghindari kemungkinan buruk yang bisa saja timbul akibat terlambat direspons.
Ia mengatakan, khusus untuk pembangunan jembatan di Taniwel, dirinya akan memanggil Kepala Balai Jalan dan Jembatan Wilayah IX Maluku dan Maluku Utara, Jefry Pattiasina untuk dibicarakan bersama.
"Kalau ada masalah harus cepat ditanggapi, jangan dibiarkan hingga menjadi besar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012