Ambon (Antara Maluku) - Dua warga pendatang, masing-masing asal Tasikmalaya, Jawa Barat dan Gorontalo, yang melakukan aktivitas penambangan emas rakyat di kawasan Gunung Botak, Desa Wamsait, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, tewas tertimbun longsoran tanah.

"Kalau ada yang mengatakan sepuluh orang tewas, itu hanya rumor, sebab yang meninggal dunia hanya dua penambang emas," kata salah satu penambang, Abdullah Tinggapi yang dihubungi dari Ambon, Rabu.

Abdullah mengaku tidak mengetahui identitas kedua korban, namun saat terjadi musibah longsor pada Senin (11/6) sekitar pukul 14.00 WIT, warga saling membantu menggali jasad korban untuk dievakuasi.

"Dua penambang emas rakyat ini dimakamkan sekitar satu kilometer dari kawasan permukiman transmigrasi," katanya.

Beberapa waktu lalu, aktivitas penambangan rakyat di kawasan Gunung Botak juga menelan korban jiwa. Seorang bocah berusia 13 tahun lengan bajunya tersangkut as mesin tromol yang sedang berputar sehingga terjatuh hingga terjadi pendarahan dan akhirnya meninggal dunia di RS Namela.

Menurut Abdullah, dua penambang asal Tasik dan Gorontalo yang meninggal dunia kemarin terkubur di dalam lubang yang mereka gali sedalam 12 meter dengan lebar satu meter akibat kurang berhati-hati.

Aktivitas penambangan emas rakyat di Pulau Buru sampai saat ini masih tetap berjalan, meski Bupati Buru Ramly Umasuggy sudah pernah mentutupnya.

"Bentrokan 15 Mei 2012 di lokasi penambangan, korban tewas tertutup longsor, maupun perintah penutupan lokasi oleh Pemkab tidak bisa membendung kehadiran para penambang dari berbagai daerah sampai saat ini," katanya.

Para pemilik lahan, kepala-kepala soa, dan raja serta masyarakat lokal maupun pendatang mendapat keuntungan ekonomi yang besar dari aktivitas penambangan karena harga logam mulia ini lumayan tinggi.

Abdullah mengatakan, jumlah warga yang membeli sepeda motor hingga mobil pribadi cukup tinggi karena hasil dari pendulangan emas.

"Kalaupun pemerintah mau melibatkan koperasi dalam pengelolaan tambang emas rakyat, pihak pemilik modal harus datang dengan uang triliunan rupiah karena harga satu kilogram emas mencapai Rp369 juta, sedangkan jumlah penambang mencapai ribuan orang dan hasilnya cukup banyak," katanya.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012