Ambon (Antara Maluku) - Balai Sungai Wilayah Maluku dan Maluku Utara melibatkan tim ahli dari Japan International Cooperation Agency untuk meneliti sekitar 150 sungai di tiga kabupaten dan kota.

"Sungai ini meluap dan merusak banyak infrastruktur dasar maupun permukiman penduduk selama musim hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dan puncaknya terjadi pada 1 Agustus 2012," kata Kepala Balai Sungai Maluku M. Marasabesy di Ambon, Selasa.

Sungai-sungai ini terdapat di Pulau Ambon, Pulau Seram, khususnya di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Pulau Buru.

Marasabessy menjelaskan, Balai Sungai juga belum bisa menghitung kerugian material akibat kerusakan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan talud akibat bencana alam namun pihaknya sementara melakukan tindakan pencegahan awal dengan memberikan bantuan karung hingga membangun bronjong.

Tujuannya untuk mencegah jangan sampai terjadi banjir dan air meluap ke pemukiman penduduk akibat banyaknya talud yang patah.

Kemudian untuk jembatan-jembatan yang mengalami kerusakan total tetap menjadi perhatian serius Balai Sungai untuk melakukan perbaikan darurat secepatnya agar tidak memutuskan jalur tranportasi.

Dengan demikian proses penanganan secara darurat untuk normalisasi sungai akan disesuaikan dengan kondisi dan tingkat kerusakannya.

"Tapi untuk melakukan perbaikan secara permanen belum bisa direalisasikan karena harus menunggu hasil penelitian tim ahli dari Jica Jepang dan kemungkinan akan meminta bantuan dana dari lembaga bantuan Jepang untuk proses perbaikannya," jelas Marasabessy.

Para ahli ini juga akan mendatangi lokasi bencana di Negeri Lima (Pulau Ambon) yang terjadi 'Natural Dam' atau bendungan alam akibat tertampungnya air dalam jumlah besar antara dua bukit di daerah tersebut hingga mengancam keselamatan warga setempat.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012