Ambon (Antara Maluku) - Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menjamin pelaksanaan "Darwin-Ambon Yacht Race" tahun 2013 akan lebih istimewa dan meriah dari tahun 2012.
"Saya menjamin penyelenggaraan DAYR tahun depan lebih meriah dari tahun ini, dan ada sesuatu yang istimewa bagi peserta yang ikut," ujarnya, di Ambon, Senin.
Namun, Richard Louhenapessy belum bersedia memberitahu keistimewahan seperti apa yang akan diberikan kepada para peserta lomba tahun depan itu.
"Kalau saya sampaikan sekarang berarti tidak istimewa lagi. Jadi harus dirahasiakan dulu, sehingga para pelayar mancanegara akan tertarik mengikuti lomba layar ini di tahun mendatang," katanya.
Dia menegaskan, keistimewahan yang akan diberikan kepada para peserta itu, sebagai bentuk penghargaan pemerintah dan masyarakat Kota Ambon atas partisipasi para pelayar mengikuti perlombaan yang telah digelar sejak tahun 1976 itu.
Dia mengakui, baru pertama kali mengambil peran penting menyukseskan lomba tersebut, termasuk melepas para peserta dari Darwin (Australia Utara) pada Sabtu (25/8), selama masa kepemimpinannya bersama wakil Wali Kota Sam Latuconsina, periode 2012-2017.
Lomba layar Darwin - Ambon tahun ini merupakan penghormatan bagi saya dan Wakil Wali Kota, sehingga turun langsung dalam berbagai kegiatan penyambutan yang dilakukan, agar memberikan kesan yang baik dan mendalam bagi para peserta lomba," katanya.
Dirinya juga telah membicarakan pengembangan lomba layar yang merupakan salah satu bagian dari program kerja sama kota bersaudara (sister city) dengan Wali Kota Darwin, Catherina Fong.
"Wali Kota Darwin juga akan berkunjung ke Ambon untuk menghadiri HUT ke-437 kota Ambon pada 7 September mendatang, sekaligus membicarakan tindak lanjut kerja sama sister city," ujarnya.
Louhenapessy menegaskan, hubungan persaudaraan antara masyarakat Ambon dengan warga Australia, sudah terjalin mesra dan harmonis jauh sebelum lomba layar internasional itu maupun hubungan sister city Darwin - Ambon terlaksana.
Hubungan harmonis itu telah terbangun sejak perang dunia ke-II, terutama saat pendudukan Jepang, di mana banyak tentara Australia dan negara persemakmuran yang ditawan serta meninggal dan dikuburkan di Kota Ambon, di samping dotolong warga saat melakukan "pelarian".
Bukti sejarah itu di antaranya taman makam tentara persemakmuran di Tantui, Kecamatan Sirimau, pemakaman tentara Australia di Desa Laha, Teluk Ambon, dan Tugu Dooland di kawasan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe.
"Karena hubungan sejarah ini juga setiap tahun banyak veteran perang dunia II berkunjung ke Ambon bersama keluarganya, guna mengenang masa-masa sulit sekaligus persahabatan yang terjalin dengan warga Ambon," katanya.
Wali Kota Louhenapessy berharap, para peserta lomba dapat bersama-sama Pemkot Ambon maupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) mempromosikan lomba layar internasional tersebut kepada para pelayar lainnya, sehingga dapat kembali menjadi event bergengi seperti yang trjadi tahun 1998 dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 100 kapal layar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
"Saya menjamin penyelenggaraan DAYR tahun depan lebih meriah dari tahun ini, dan ada sesuatu yang istimewa bagi peserta yang ikut," ujarnya, di Ambon, Senin.
Namun, Richard Louhenapessy belum bersedia memberitahu keistimewahan seperti apa yang akan diberikan kepada para peserta lomba tahun depan itu.
"Kalau saya sampaikan sekarang berarti tidak istimewa lagi. Jadi harus dirahasiakan dulu, sehingga para pelayar mancanegara akan tertarik mengikuti lomba layar ini di tahun mendatang," katanya.
Dia menegaskan, keistimewahan yang akan diberikan kepada para peserta itu, sebagai bentuk penghargaan pemerintah dan masyarakat Kota Ambon atas partisipasi para pelayar mengikuti perlombaan yang telah digelar sejak tahun 1976 itu.
Dia mengakui, baru pertama kali mengambil peran penting menyukseskan lomba tersebut, termasuk melepas para peserta dari Darwin (Australia Utara) pada Sabtu (25/8), selama masa kepemimpinannya bersama wakil Wali Kota Sam Latuconsina, periode 2012-2017.
Lomba layar Darwin - Ambon tahun ini merupakan penghormatan bagi saya dan Wakil Wali Kota, sehingga turun langsung dalam berbagai kegiatan penyambutan yang dilakukan, agar memberikan kesan yang baik dan mendalam bagi para peserta lomba," katanya.
Dirinya juga telah membicarakan pengembangan lomba layar yang merupakan salah satu bagian dari program kerja sama kota bersaudara (sister city) dengan Wali Kota Darwin, Catherina Fong.
"Wali Kota Darwin juga akan berkunjung ke Ambon untuk menghadiri HUT ke-437 kota Ambon pada 7 September mendatang, sekaligus membicarakan tindak lanjut kerja sama sister city," ujarnya.
Louhenapessy menegaskan, hubungan persaudaraan antara masyarakat Ambon dengan warga Australia, sudah terjalin mesra dan harmonis jauh sebelum lomba layar internasional itu maupun hubungan sister city Darwin - Ambon terlaksana.
Hubungan harmonis itu telah terbangun sejak perang dunia ke-II, terutama saat pendudukan Jepang, di mana banyak tentara Australia dan negara persemakmuran yang ditawan serta meninggal dan dikuburkan di Kota Ambon, di samping dotolong warga saat melakukan "pelarian".
Bukti sejarah itu di antaranya taman makam tentara persemakmuran di Tantui, Kecamatan Sirimau, pemakaman tentara Australia di Desa Laha, Teluk Ambon, dan Tugu Dooland di kawasan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe.
"Karena hubungan sejarah ini juga setiap tahun banyak veteran perang dunia II berkunjung ke Ambon bersama keluarganya, guna mengenang masa-masa sulit sekaligus persahabatan yang terjalin dengan warga Ambon," katanya.
Wali Kota Louhenapessy berharap, para peserta lomba dapat bersama-sama Pemkot Ambon maupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) mempromosikan lomba layar internasional tersebut kepada para pelayar lainnya, sehingga dapat kembali menjadi event bergengi seperti yang trjadi tahun 1998 dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 100 kapal layar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012