Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku menyebutkan meski pun terjadi lebih dari 70-an kali gempa susulan pascgempa bumi utama magnitudo 7,2 pada Rabu, (8/11) pukul 11:52 WIB namun belum ada laporan dampak kerusakan.
"Meski pun gempa susulan terbesar M 6,8 dan minimumnya M 3,2 yang terjadi hari ini tetapi tidak sampai menimbulkan dampak kerusakan dan warga di Kabupaten Maluku Barat Daya merasakan dua kali guncangan dari puluhan kali gempa susulan," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Maluku Sandy Luhulima di Ambon, Kamis.
Menurut dia, BPBD Maluku terus melakukan koordinasi dengan Satlak PB Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) maupun Kabupaten Kepulauan Tanimbar untuk memantau setiap perkembangan terbaru di dua wilayah tersebut.
"Sampai saat ini tidak ada laporan kerusakan maupun pengungsi sesuai informasi yang disampaikan dari kabupaten kepada kami," kata Sandy.
Walau pun wilayah Kabupaten MBD dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) terdiri atas pulau-pulau namun BPBD provinsi dan Satlak PB di daerah terus melakukan pemantauan dan koordinasi sampai ke tingkat desa yang ada di pulau-pulau.
"Aktivitas masyarakat seseharinya juga berjalan normal, tetapi kewaspadaan tetap ditingkatkan," kata Sandy.
Gempa bumi tektonik M 7,2 yang terjadi pada Rabu, (8/11) tidak sebesar gempa serupa pada Januari 2023, namun gempa susulannya hingga Kamis, (9/11) sudah terjadi lebih dari 70 kali dengan kekuatan bervariasi.
Sementara untuk gempa bumi pada Selasa, (10/1) 2023 dengan magnitudo 7,9 yang menyebabkan kerusakan infrastruktur umum maupun rumah-rumah warga dan sekitar 400 orang warga Dawera-Dawelor sempat mengungsi ke Gunung Erola.
BMKG melaporkan gempa bumi pada Rabu, (8/11) dengan magnitudo 7,2 terjadi di Laut Banda, episentrum gempa dilaporkan pada 6,31 LS, 129,77 BT, 251 km barat laut Tanimbar dengan kedalaman 10 km.
Dari hasil monitoring muka laut menunjukkan kalau gempa bumi ini memicu terjadinya tsunami minor yang terpantau di Damar (Kabupaten MBD) dengan ketinggian 39 Cm dan Pulau Banda (Maluku Tengah) 8 Cm.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Meski pun gempa susulan terbesar M 6,8 dan minimumnya M 3,2 yang terjadi hari ini tetapi tidak sampai menimbulkan dampak kerusakan dan warga di Kabupaten Maluku Barat Daya merasakan dua kali guncangan dari puluhan kali gempa susulan," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Maluku Sandy Luhulima di Ambon, Kamis.
Menurut dia, BPBD Maluku terus melakukan koordinasi dengan Satlak PB Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) maupun Kabupaten Kepulauan Tanimbar untuk memantau setiap perkembangan terbaru di dua wilayah tersebut.
"Sampai saat ini tidak ada laporan kerusakan maupun pengungsi sesuai informasi yang disampaikan dari kabupaten kepada kami," kata Sandy.
Walau pun wilayah Kabupaten MBD dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) terdiri atas pulau-pulau namun BPBD provinsi dan Satlak PB di daerah terus melakukan pemantauan dan koordinasi sampai ke tingkat desa yang ada di pulau-pulau.
"Aktivitas masyarakat seseharinya juga berjalan normal, tetapi kewaspadaan tetap ditingkatkan," kata Sandy.
Gempa bumi tektonik M 7,2 yang terjadi pada Rabu, (8/11) tidak sebesar gempa serupa pada Januari 2023, namun gempa susulannya hingga Kamis, (9/11) sudah terjadi lebih dari 70 kali dengan kekuatan bervariasi.
Sementara untuk gempa bumi pada Selasa, (10/1) 2023 dengan magnitudo 7,9 yang menyebabkan kerusakan infrastruktur umum maupun rumah-rumah warga dan sekitar 400 orang warga Dawera-Dawelor sempat mengungsi ke Gunung Erola.
BMKG melaporkan gempa bumi pada Rabu, (8/11) dengan magnitudo 7,2 terjadi di Laut Banda, episentrum gempa dilaporkan pada 6,31 LS, 129,77 BT, 251 km barat laut Tanimbar dengan kedalaman 10 km.
Dari hasil monitoring muka laut menunjukkan kalau gempa bumi ini memicu terjadinya tsunami minor yang terpantau di Damar (Kabupaten MBD) dengan ketinggian 39 Cm dan Pulau Banda (Maluku Tengah) 8 Cm.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023