Ambon (Antara Maluku) - PT PLN (Persero) Cabang Ambon tidak transparan soal kerusakan mesin sehingga melakukan pemadaman listrik yang meresahkan masyarakat karena berlangsung setiap malam selama dua pekan terakhir ini.
"Sekiranya beralasan bahwa terjadi kerusakan mesin di PLTD Poka maupun Galala hendaknya disosialisasi berapa kapasitas dan item apa dengan tenggat waktu perbaikan berapa lama," kata warga kelurahan Batu Meja, Ogan Wattimena di Ambon, Rabu.
Apalagi, pemadaman yang berlangsung berjam - jam itu tidak pernah disosialisasikan melalui pengumuman di media massa sehingga masyarakat Kota Ambon dan sekitarnya resah terhadap pelayanan PT PLN (Persero) Cabang Ambon.
Anggota salah satu OKP di Kota Ambon itu bahkan kecewa terhadap manajemen PLN Ambon yang terkesan berlindung di Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy dengan melakukan pertemuan dan melaporkan terjadi kerusakan mesin di PLTD Poka maupun Galala.
"Kan penjelasan Wali Kota bahwa terjadi kerusakan mesin, tanpa merinci kapasitasnya maupun item yang sedang diperbaiki dan butuh waktu berapa lama," tegas Ogan.
Lebih lanjut, dia memandang perlu manajemen PT PLN Cabang Ambon menempuh kebijakan pemadaman bergilir dan diumumkan kepada masyarakat sehingga tidak menimbulkan keresahan berkelanjutaan setiap hari.
Bayangkan listrik padam pada subuh - pagi - siang - petang - malam hari yang mengganggu aktivitas masyarakat. Apalagi, saat malam hari saat dibutuhkan listrik untuk mengerjakan tugas para siswa maupun mahasiswa di internet.
"Syukur bagi keluarga yang miliki genset. Itu pun harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bensin dan solar unduk mengoperasikannya. Namun, bila tidak maka harus membeli lilin," ujar Ogan.
Salah seorang warga kelurahan Lateri, Albert Thenu memplesetkan PLN bisa diakronim perusahaan lilin negara sehingga masyarakat harus membeli maupun menyiapkan lilin mengantisipasi pemadaman listrik.
"Rasanya PT PLN (Persero) tidak bertanggung jawab, apalagi bertepatan dengan paskapelantikan Presiden dan Wapres, Jokowi - JK yang sedang ditunggu - tunggu pengumunan anggota kabinet periode 2014 - 2019," katanya.
Karena itu, dia menyarankan DPRD, baik Maluku maupun Kota Ambon agar segera memanggil pimpinan PT PLN (Persero), baik wilayah Maluku dan Maluku Utara serta Kota Ambon untuk mejelaskan pemadaman listrik yang meresahkan masyarakat.
"Panggil dan bila ternyata tidak mampu memberikan penjelasan bertanggung jawab hendaknya DPRD merekomendasikan pergantian jajaran pimpinan PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara serta Kota Ambon," ujar Albert.
Sebelumnya, Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy mengemukakan, mesin pembangkit milik PT PLN (Persero) Cabang Ambon di Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon di Desa Galala, Kecamatan Sirimau, mengalami gangguan.
"Manager PT PLN (Persero) Cabang Ambon sudah melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dan sekaligus telah meminta maaf kepada pemkot dan masyarakat Kota Ambon yang terganggu akibat terjadi pemadaman akibat mesin pembangkit yang ada di dua lokasi itu mengalami kerusakan," katanya.
Richard mengatakan, dirinya sudah meminta PLN agar penyelesaian kerusakan yang dialami bisa dipercepat sehingga tidak berlarut-larut terjadi pemadaman.