Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) sebagian besar didorong oleh suasana pasar yang buruk dan kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Momentum kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS pada Senin (4/12) menyebabkan pertumbuhan signifikan dalam imbal hasil untuk periode 12 bulan hingga 10 tahun sehingga memperkuat dolar AS.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik pada Senin (4/12) karena semua obligasi bertenor 12 bulan hingga 10 tahun mengalami lonjakan imbal hasil mendekati 10 basis poin sehingga meningkatkan mata uang Amerika.
Ahli strategi terkemuka di Goldman Sachs Group Praveen Korapaty memberikan rekomendasi bagi para pedagang yang berpikir bahwa pasar sekali lagi terlalu cepat untuk bertaruh pada beberapa kali penurunan suku bunga Federal Reserve tahun depan.
Baca juga: Dolar menguat menyusul turunnya data klaim pengangguran AS
"Dengan perkiraan pelonggaran sebesar 135 basis poin pada Desember 2024, kami pikir pasar mendekati batas yang masuk akal tanpa memberikan peluang terjadinya resesi dalam waktu dekat,” ujar Korapaty dalam catatannya.
Ekonom Goldman Sachs memperkirakan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sekali saja pada 2024, kemungkinan besar pada kuartal keempat.
Namun, proyeksi di antara bank-bank terkemuka di Wall Street berbeda secara signifikan, di mana UBS Group memperkirakan beberapa kali pemotongan.
Tidak ada laporan signifikan yang muncul selama sesi tersebut. Investor sedang menunggu rilis data ketenagakerjaan non pertanian atau nonfarm payrolls AS untuk November pada Jumat (8/11) bersamaan dengan tingkat pengangguran.
Baca juga: Dolar melemah seiring beragamnya data pasar perumahan AS
Sementara PMI jasa Institute for Supply Management (ISM) akan dirilis pada Selasa dan laporan perubahan ketenagakerjaan Pemrosesan Data Otomatis (ADP) pada Rabu (6/12).
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun ke 1,0828 dolar AS dari 1,0872. Pound Inggris turun ke 1,2622 dolar AS dari 1,2700 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS mencapai 147,2990 yen Jepang, lebih tinggi dari 146,8800 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8730 franc Swiss dari 0,8694 franc Swiss.
Selanjutnya, dolar AS menguat menjadi 1,3543 dolar Kanada dari 1,3493 dolar Kanada dan dolar AS menguat menjadi 10,4473 krona Swedia dari 10,3762 krona Swedia.
Sumber: Xinhua
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dolar menguat didorong kenaikan imbal hasil obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
Momentum kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS pada Senin (4/12) menyebabkan pertumbuhan signifikan dalam imbal hasil untuk periode 12 bulan hingga 10 tahun sehingga memperkuat dolar AS.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik pada Senin (4/12) karena semua obligasi bertenor 12 bulan hingga 10 tahun mengalami lonjakan imbal hasil mendekati 10 basis poin sehingga meningkatkan mata uang Amerika.
Ahli strategi terkemuka di Goldman Sachs Group Praveen Korapaty memberikan rekomendasi bagi para pedagang yang berpikir bahwa pasar sekali lagi terlalu cepat untuk bertaruh pada beberapa kali penurunan suku bunga Federal Reserve tahun depan.
Baca juga: Dolar menguat menyusul turunnya data klaim pengangguran AS
"Dengan perkiraan pelonggaran sebesar 135 basis poin pada Desember 2024, kami pikir pasar mendekati batas yang masuk akal tanpa memberikan peluang terjadinya resesi dalam waktu dekat,” ujar Korapaty dalam catatannya.
Ekonom Goldman Sachs memperkirakan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sekali saja pada 2024, kemungkinan besar pada kuartal keempat.
Namun, proyeksi di antara bank-bank terkemuka di Wall Street berbeda secara signifikan, di mana UBS Group memperkirakan beberapa kali pemotongan.
Tidak ada laporan signifikan yang muncul selama sesi tersebut. Investor sedang menunggu rilis data ketenagakerjaan non pertanian atau nonfarm payrolls AS untuk November pada Jumat (8/11) bersamaan dengan tingkat pengangguran.
Baca juga: Dolar melemah seiring beragamnya data pasar perumahan AS
Sementara PMI jasa Institute for Supply Management (ISM) akan dirilis pada Selasa dan laporan perubahan ketenagakerjaan Pemrosesan Data Otomatis (ADP) pada Rabu (6/12).
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun ke 1,0828 dolar AS dari 1,0872. Pound Inggris turun ke 1,2622 dolar AS dari 1,2700 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS mencapai 147,2990 yen Jepang, lebih tinggi dari 146,8800 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8730 franc Swiss dari 0,8694 franc Swiss.
Selanjutnya, dolar AS menguat menjadi 1,3543 dolar Kanada dari 1,3493 dolar Kanada dan dolar AS menguat menjadi 10,4473 krona Swedia dari 10,3762 krona Swedia.
Sumber: Xinhua
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dolar menguat didorong kenaikan imbal hasil obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023