Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku mencatat bahwa nilai ekspor periode Januari-November 2024 mencapai 58,57 juta dolar Amerika Serikat (AS).
"Negara Tiongkok menjadi tujuan ekspor terbesar dengan andil 70,93 persen dari total ekspor Maluku pada Januari-November 2024 atau sekitar 41,51 juta dolar AS," kata Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), di Ambon, Jumat.
Angka tersebut, kata dia, mengalami penurunan sekitar 8,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Dia menjelaskan bahwa berdasarkan data BPS Maluku komoditas yang banyak diekspor, yakni komoditas nonmigas dari kelompok ikan dan udang berupa ikan tuna, ikan kerapu, kepiting (live crab) dan udang.
Selain itu, kata dia pula, ekspor Maluku ke negara anggota ASEAN sepanjang periode Januari-November 2024, senilai 8,75 juta dolar AS atau mengalami peningkatan sekitar 179,53 persen dibanding periode yang sama tahun 2023 sebesar 3,13 juta dolar AS.
"Sebaliknya, nilai ekspor Maluku ke kawasan Asia lainnya mengalami penurunan sekitar 17,55 persen terhadap periode yang sama tahun sebelumnya,” katanya lagi.
Penurunan nilai ekspor tersebut, katanya lagi, terjadi di Korea Selatan yakni 99,67 persen, Jepang 34,22 persen dan India 64,43 persen.
Berkaitan dengan penurunan nilai ekspor tersebut Pemerintah Provinsi Maluku pun melakukan sejumlah upaya yakni dengan pengembangan sektor perikanan.
Kemudian pengembangan industri kecil dan menengah untuk meningkatkan produksi dan kualitas produk lokal.
Selanjutnya pengembangan infrastruktur seperti pelabuhan, jalan dan bandara untuk memfasilitasi ekspor dan melakukan promosi produk lokal melalui pameran dan expo untuk meningkatkan kesadaran dan minat pembeli internasional.
Pemprov Maluku juga menjalin kerja sama dengan negara lain, seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
"Pemerintah juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan produksi dan ekspor produk lokal," katanya pula.