Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Maluku Utara genjot aktivitas kelompok-kelompok kegiatan (poktan) di lingkup kerja dalam upaya mencapai target penurunan angka stunting 14 persen di tahun 2024 ini.
"Poktan menjadi fokus khusus di tahun ini, seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) perlu menjadi perhatian dalam upaya mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia khususnya di Provinsi Malut," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Nuryamin di Ternate, Selasa.
Sekaitan hal tersebut untuk mengawali langkah aksi di lapangan, Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting melakukan koordinasi dan konsolidasi program kerja bersama OPD KB Kab/Kota dan PKB/PLKB Provinsi Maluku Utara secara daring pada Selasa ini.
Dia mengharapkan PKB/PLKB mengambil peran utama dalam pengembangan setiap poktan yang ada dan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengejar target angka stunting 14 persen.
Sementara, Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting (KKPS) Wahyudi menyampaikan target Pro PN 2024 BKB, jumlah keluarga dengan baduta yang terpapar fasilitasi pembinaan 1.000 HPK sebanyak 38.978 keluarga di 10 Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara.
Wahyudi juga menyinggung jumlah PIK-R dan BKR yang mendapat fasilitasi pembinaan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu ditargetkan sebanyak 171 kelompok PIK-R dan 77 kelompok BKR.
Tidak hanya itu saja, terkait lansia, Wahyudi menyampaikan harus memanfaatkan wadah poktan BKL untuk mewujudkan lansia tangguh, sehat dan mandiri.
Jumlah kelompok BKL yang akan mendapat fasilitasi pembinaan pelayanan ramah lansia ditargetkan sebanyak 152 kelompok BKL di 10 kabupaten/kota, kata Wahyudi.
Dalam pertemuan zoom meeting itu juga disampaikan pula keberadaan kelompok UPPKA. Jumlah kelompok UPPKA di kampung KB yang mendapat fasilitasi pembinaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga sebanyak 20 kelompok UPPKA.
"Dengan ditargetkannya poktan, kita bisa bersama-sama mengetahui potensi setiap poktan yang ada sehingga sasaran dan intervensi dan dilaksanakan dengan maksimal sebagai upaya mendukung percepatan penurunan stunting di tahun 2024 ini," ujar Wahyudi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Poktan menjadi fokus khusus di tahun ini, seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) perlu menjadi perhatian dalam upaya mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia khususnya di Provinsi Malut," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Nuryamin di Ternate, Selasa.
Sekaitan hal tersebut untuk mengawali langkah aksi di lapangan, Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting melakukan koordinasi dan konsolidasi program kerja bersama OPD KB Kab/Kota dan PKB/PLKB Provinsi Maluku Utara secara daring pada Selasa ini.
Dia mengharapkan PKB/PLKB mengambil peran utama dalam pengembangan setiap poktan yang ada dan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengejar target angka stunting 14 persen.
Sementara, Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting (KKPS) Wahyudi menyampaikan target Pro PN 2024 BKB, jumlah keluarga dengan baduta yang terpapar fasilitasi pembinaan 1.000 HPK sebanyak 38.978 keluarga di 10 Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara.
Wahyudi juga menyinggung jumlah PIK-R dan BKR yang mendapat fasilitasi pembinaan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu ditargetkan sebanyak 171 kelompok PIK-R dan 77 kelompok BKR.
Tidak hanya itu saja, terkait lansia, Wahyudi menyampaikan harus memanfaatkan wadah poktan BKL untuk mewujudkan lansia tangguh, sehat dan mandiri.
Jumlah kelompok BKL yang akan mendapat fasilitasi pembinaan pelayanan ramah lansia ditargetkan sebanyak 152 kelompok BKL di 10 kabupaten/kota, kata Wahyudi.
Dalam pertemuan zoom meeting itu juga disampaikan pula keberadaan kelompok UPPKA. Jumlah kelompok UPPKA di kampung KB yang mendapat fasilitasi pembinaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga sebanyak 20 kelompok UPPKA.
"Dengan ditargetkannya poktan, kita bisa bersama-sama mengetahui potensi setiap poktan yang ada sehingga sasaran dan intervensi dan dilaksanakan dengan maksimal sebagai upaya mendukung percepatan penurunan stunting di tahun 2024 ini," ujar Wahyudi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024