Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Maluku mengedukasi puluhan pedagang takjil atau makanan berbuka puasa di empat lokasi di Kota Ambon yang berjualan selama bulan Ramadhan.
"Menjelang bulan Ramadhan kita telah melakukan edukasi bagi para pedagang takjil, untuk menjual pangan yang aman dikonsumsi masyarakat, " kata Tim kerja informasi dan komunikasi BPOM M. Viva Agusta, di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan edukasi pedagang takjil bekerjasama dengan pemerintah desa, negeri dan kelurahan di empat lokasi yakni Batu Merah, Waihaong, Nania dan Waiheru.
"Edukasi pedagang takjil rutin dilakukan setiap tahun jelang bulan Ramadhan, agar mereka tidak yang menjual makanan/minuman berbahaya bagi kesehatan," katanya.
Sejauh ini hasil pengawasan takjil di Provinsi Maluku katanya, belum pernah ditemukan takjil yang mengandung bahan pangan berbahaya seperti formalin, boraks, atau menggunakan pewarna tekstil.
"Hasil pengawasan pangan buka puasa atau takjil masih ditemukan bakteri E.Coli, sebagai indikator higienis sanitasi yang berasal dari bahan baku air yang digunakan, " katanya.
BPOM belum melakukan edukasi kepada penjual takjil di kabupaten dan kota lain di Maluku, hanya baru dilakukan di Kota Ambon.
"Di kabupaten lain kami melakukan pengujian sampel takjil yang dijual pedagang, jika ada temuan akan ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan setempat, tetapi sejauh ini hasil pengawasan belum pernah ditemukan pangan menggunakan bahan berbahaya, " ujarnya.
BPOM juga akan melakukan pengujian takjil di empat kabupaten dan kota lainnya di Maluku di antaranya Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Buru dan Kota Ambon.
"Uji sampel tidak hanya fokus di Kota Ambon tetapi juga kabupaten dan kota lainnya di Maluku, untuk memastikan keamanan takjil yang dikonsumsi oleh masyarakat saat bulan Ramadhan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Menjelang bulan Ramadhan kita telah melakukan edukasi bagi para pedagang takjil, untuk menjual pangan yang aman dikonsumsi masyarakat, " kata Tim kerja informasi dan komunikasi BPOM M. Viva Agusta, di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan edukasi pedagang takjil bekerjasama dengan pemerintah desa, negeri dan kelurahan di empat lokasi yakni Batu Merah, Waihaong, Nania dan Waiheru.
"Edukasi pedagang takjil rutin dilakukan setiap tahun jelang bulan Ramadhan, agar mereka tidak yang menjual makanan/minuman berbahaya bagi kesehatan," katanya.
Sejauh ini hasil pengawasan takjil di Provinsi Maluku katanya, belum pernah ditemukan takjil yang mengandung bahan pangan berbahaya seperti formalin, boraks, atau menggunakan pewarna tekstil.
"Hasil pengawasan pangan buka puasa atau takjil masih ditemukan bakteri E.Coli, sebagai indikator higienis sanitasi yang berasal dari bahan baku air yang digunakan, " katanya.
BPOM belum melakukan edukasi kepada penjual takjil di kabupaten dan kota lain di Maluku, hanya baru dilakukan di Kota Ambon.
"Di kabupaten lain kami melakukan pengujian sampel takjil yang dijual pedagang, jika ada temuan akan ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan setempat, tetapi sejauh ini hasil pengawasan belum pernah ditemukan pangan menggunakan bahan berbahaya, " ujarnya.
BPOM juga akan melakukan pengujian takjil di empat kabupaten dan kota lainnya di Maluku di antaranya Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Buru dan Kota Ambon.
"Uji sampel tidak hanya fokus di Kota Ambon tetapi juga kabupaten dan kota lainnya di Maluku, untuk memastikan keamanan takjil yang dikonsumsi oleh masyarakat saat bulan Ramadhan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024