Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, Rabu malam, mendadak meninjau "waduk" Wai Ela di desa Negeri Lima, pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah karena berkembang informasi air telah mengairi "spillway" (bangunan pelimpah air).

Sejumlah warga di bantaran kiri Sungai Wai Ela menuju Desa Ureng mengungsi ke kawasan aman maupun posko penanggulangan bencana di Dusun Latang.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Kifly Wakanno, membenarkan Gubernur didampingi Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku, Mohammad Marasabessy dan Kadis PU setempat, Ismael Usemahu memantau perkembangan Tinggi Muka Air (TMA) "waduk" Wai Ela.

"Air hanya baru masuk di landasan `spillway` dan tergenang sehingga belum mengalir sehingga warga Negeri Lima telah diimbau tetap tenang sambil menaati petunjuk penanganan," ujarnya.

Diakuinya curah hujan relatif tinggi di pulau Ambon sehingga TMA "waduk" terbentuk karena longsor bukit gunung Ulakhatu 13 Juli 2012 itu bertambah tinggi sehingga warga Negeri Lima khawatir mengalami jebol.

"Pantauan Gubernur `spillway` yang sedang dirampungkan pembangunannya itu belum terairi sehingga disain natural dam (bendung alam) kerjasama Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU dan JICA tetap dikerjakan sesuai program," kata Kifly.

Di Posko penanggulangan bencana di Dusun Latang yang jaraknya sekitar 700 meter dari desa Negeri Lima saat ini terdapat 30 jiwa penduduk setempat, termasuk sejumlah lainnya di rumah sanak keluarga di kawasan aman Kapaha.

Dua kawasan lainnya yang dinilai aman bila "waduk" Patoi dan Walaha dengan papan petunjuk penyelamatan dipajang di setiap sudut desa Negeri Lima.

"Kemungkinan bila hujan hanya intensitas rendah hingga besok(Kamis), maka warga telah kembali masing - masing ke rumahnya," ujar Kifly.

Diakuinya, berbagai fasilitas penunjang terkait pengungsi juga telah dibangun dengan melibatkan BPBD, baik Provinsi Maluku maupun Maluku Tengah, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Balai Wilayah Sungai Maluku, PMI dan SAR Ambon.

Fasilitas dibangun di Dusun Latang antara lain 13 tenda, baik kapasitas besar maupun kecil, mobil SAR, truk serba guna, PMI, ambulans, air minuam maupun dapur telah disiagakan.

Personil siaga dari BPBD, baik Pemprov Maluku maupun Pemkab Maluku Tengah, PMI, SAR, Dinsos dan kelompok siaga bencana masyarakat Negeri Lima juga siap di Posko.

Waduk Wai Ela yang terbentuk karena longsor bukit akibat curah hujan yang tinggi pada 13 Juli 2012 itu diberlakukan status TMA yang telah direvisi oleh Balai Wilayah Sungai Maluku yakni Waspada dengan 190 meter, Siaga 191,5 meter dan awas 195,5 meter.

Awalnya status Waspada dengan TMA 188 meter, Siaga 190 meter dan Awas 191 meter.

Kementerian PU dan JICA untuk mengembangkan waduk Wai Ela menjadi natural dam (bendungan alam) karena tercatat merupakan yang terbesar di Indonesia.

Dam Wai Ela merupakan yang terbesar dari semua waduk yang terbentuk secara alamiah di Tanah Air, bahkan di Asia juga tidak ada yang sebesar ini.

Natural dam Wai Ela diprogramkan untuk penyiapan air baku, objek wisata, budidaya perikanan darat dan pembangkit listrik tenaga air.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013