Ambon (Antara Maluku) - Ribuan siswa korban jebolnya Natural Dam Way Ela di Desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, 25 Juli 2013, memulai proses belajar-mengajar pada tenda-tenda darurat di desa tersebut, Kamis.

Proses belajar mengajar siswa dari tiga Sekolah Dasar (SD) yakni SD Negeri 1 dan SDN 2 serta SD Inpres Desa Negeri Lima dipusatkan di dusun Patoi, sedangkan untuk SMP Negeri 5 dan SMA Negeri 2 Negeri Lima dipusatkan di dusun Latang.

"Ini hari pertama semua siswa mulai masuk sekolah paskabencana jebolnya Natural Dam Way Ela 25 Juli lalu," kata Kepala SDN 1 Negeri Lima, M. Maasily, kepada Antara di lokasi sekolah darurat.

Dia mengakui, seharusnya proses belajar mengajar pada tiga SD di desa tersebut sudah harus berjalan pada Senin (12/8), tetapi diundurkan dan jadwalnya disamakan dengan siswa SMP dan SMA.

"Hari ini proses belajar-mengajar siswa korban bencana Way Ela berlangsung serentak pada 13 tenda darurat yang dibangun Pemerintah Provinsi Maluku bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," katanya.

Di dusun Patoi telah dibangun 10 tenda berukuran 6x12 meter, tetapi pada hari pertama sekolah baru lima tenda yang ditempati dan digunakan untuk proses belajar-mengajar.

Masing-masing dua tenda ditempati siswa SD Negeri 2 dan SD Inpres, sedangkan satu tenda lainnya ditempati siswa SDN 1 Negeri Lima.

Maasily mengatakan pada hari pertama sekolah dan hingga tiga hari ke depan proses belajar-mengajar berlangsung karena pihaknya masih melakukan pendataan terhadap para siswa di samping belum tersedia papan tulis di setiap tenda.

"Pendataan terhadap siswa berlangsung hingga Sabtu (17/8). Kami memprioritaskan siswa kelas V dan VI atau kelas ujian yang masuk di hari pertama," katanya.

"Kemungkinan Senin (19/8) baru mereka dibagi berdasarkan kelas masing-masing dan jumlahnya dibatasi 30 - 35 orang per kelas. Mudah-mudahan semua fasilitasnya telah tersedia," ujarnya.

Seluruh siswa yang masuk sekolah pada hari pertama digabung dalam satu tenda dan terpaksa duduk berdesak-desakan pada kursi plastik yang disediakan dan terbatas jumlahnya.

Sebagian besar siswa yang hadir tidak menggunakan seragam sekolah layaknya seorang siswa. Kebanyakan dari mereka menggunakan pakaian seadanya yang merupakan hasil bantuan berbagai pihak.

Bahkan banyak siswa yang datang ke sekolah dengan menggunakan sandal jepit. "Saya belum mendapat seragam sekolah. Makanya ke sekolah hanya menggunakan kaos dan celana pendek saja," ujar Muhammad Idris Elang, siswa Kelas V SD Negeri 2.

Hari pertama sekolah juga dimanfaatkan para guru untuk membagikan pakaian seragam hasil bantuan Pemerintah Provinsi Maluku dan BNPB kepada para siswa yang belum memperolehnya, termasuk mendata nomor sepatu mereka.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Maluku, Semmy Risambessy yang dikonfirmasi secara terpisah membenarkan proses belajar-mengajar siswa korban bencana alam Way Ela sudah mulai berlangsung, kendati kondisi sekolah darurat belum selesai.

"Sekolah daduratnya masih terus dibenahi dan dipersiapkan, terutama meja dan kursi serta papan tulis yang belum selesai dikerjakan. tetapi proses belajar-mengajar jenjang SD hingga SMA mulai berlangsung Kamis ini," katanya.

Sedangkan menyangkut seragam, dia mengatakan, pembagiannya diserahkan kepada Dinas Pendidikan Maluku Tengah serta pihak sekolah, menyusul penyerahan secara simbolik oleh Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu pada Senin (12/8).

Jumlah siswa SD hingga SMA yang memperoleh bantuan pakaian seragam dan peralatan sekolah sebanyak 1.128 orang dengan perincian siswa SD sebanyak 439 siswa, SMP 321 siswa, 285 siswa SMA, 25 siswa taman kanak-kanak serta 58 siswa Paud.

Khusus siswa SD akan ditambahkan masing-masing sepasang pakaian seragam karena jumlahnya masih melebihi, sedangkan untuk SMA dan SMP akan diusahakan tambahannya.

Bencana Way Ela 25 Juli lalu mengakibatkan tiga blok permukiman terhanyut air yakni Ulisihu, Elatua dan Henalelu dengan jumlah rumah rusak total maupun berat sebanyak 525, tiga unit SD, dua mushalla serta masing - masing satu SMP, SMA, tower Telkomsel, sarana air bersih, taman pengajian, TK dan kantor KUD.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013