Ambon (Antara Maluku) - Populasi Mamalia laut "Dugong" di Laut Arafura terancam punah, kata Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Abdul Basid, di Ambon, Jumat.

"Ada laporan populasi Dugong di Arafura mulai menurun, bahkan terancam punah," katanya.

Abdul mengatakan populasi Dugong yang terancam punah, besar kemungkinan disebabkan oleh eksploitasi perikanan yang berlebihan di kawasan perairan Kepulauan Aru, yang menjadi sentra penangkapan ikan dan udang di wilayah Maluku.

"Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab, bisa saja karena habitatnya rusak atau terganggu, tapi saya kira yang paling utama dikarena eksploitasi perikanan, apalagi Laut Arafura adalah pusat penangkapan Ikan," katanya.

Ia menjelaskan habitat Dugong adalah padang lamun. Sama seperti manusia, mamalia laut tersebut memiliki masa hidup yang cukup panjang, yakni 70 tahun namun tingkat reproduksinya rendah.

Untuk wilayah Maluku, Dugong banyak ditemukan di bagian barat laut perairan Aru, yakni di antara Kepulauan Kei dan Pulau Papua.

"Umurnya panjang tapi jika terlalu banyak yang ditangkap besar kemungkinan bisa punah karena tingkat reproduksinya sangat rendah," ujarnya.

Menurut Abdul, selain Dugong, populasi telur turami yang dihasilkan oleh ikan terbang di Laut Arafura juga mulai mengalami penurunan stok.

Untuk itu dalam waktu dekat, Balai Konservasi Biota Laut (BKBL) LIPI Ambon akan melakukan ekspedisi selama 10 hari ke Laut Arafura, guna memeriksa hidrologi Laut Arafura.

Ekspedisi ke perairan yang terletak di antara Australia dan Pulau Papua di Samudra Pasifik tersebut, merupakan yang kedua kalinya oleh LIPI setelah tahun 1980an.

"Laut Arafura memiliki tingkat kesuburan yang baik, tapi kami akan mengecek dua stasiun biologi LIPI yang ada di sana untuk bisa mengetahui kondisi terkininya, nantinya juga bisa diketahui penyebab berkurangnya populasi Dugong dan telur Turami," ucapnya. 

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014