Ternate (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara menyebut sebanyak 60 persen jamaah calon haji asal provinsi itu dalam kategori lanjut usia (lansia) dengan risiko tinggi (risti).
"Jamaah calon haji Maluku Utara tahun ini memang didominasi oleh lansia, mencapai 60 persen. Kita berdoa, Insya Allah, kalau kondisi lain tidak ada, semua bisa berangkat dan menjalankan ibadah dengan lancar," kata Plt Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Maluku Utara (Malut) Kadri Laetje dihubungi, Kamis.
Kadri juga mengungkapkan adanya satu calon haji asal Kabupaten Pulau Taliabu yang batal berangkat karena alasan kesehatan. Posisinya digantikan oleh calon haji asal Kota Ternate.
"Ada satu calon haji dari Taliabu yang tidak bisa berangkat karena sakit, sehingga mau tidak mau harus ada pengganti dari Kota Ternate, dan itu sudah clear," tambahnya.
Dengan tingginya jumlah jamaah lansia, pihaknya bersama tim kesehatan haji meningkatkan pengawasan kesehatan secara intensif. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kesiapan fisik dan mental jamaah calon haji sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci.
Oleh karena itu, kata dia, seluruh pihak diharapkan dapat terus mendampingi dan memberikan pelayanan maksimal demi kelancaran ibadah para jamaah selama berada di Kota Madinah dan Makkah, Arab Saudi.
Jamaah calon haji Maluku Utara tahun ini terbagi ke dalam tiga kelompok terbang (kloter), yaitu Kloter 13, 15, dan 17.
Adapun calon haji yang gagal berangkat ke Tanah Suci atas nama Raihan Salasa, warga Desa Jere, Kecamatan Galela Utara, yang terpaksa dipulangkan setelah hasil pemeriksaan medis menunjukkan kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat dan Ekonomi Setda Halmahera Utara Samud Taha menjelaskan hasil pemeriksaan di RSUD Chasan Boesoirie, Ternate, menunjukkan adanya gangguan pada saraf berdasarkan hasil CT scan, sehingga Raihan Salasa dinyatakan tidak layak untuk diberangkatkan ke Embarkasi Makassar.