Ambon (Antara Maluku) - Dinas Kesehatan Provinsi Maluku mengharapkan warga yang akan melakukan proses persalinan memanfaatkan rumah-rumah singgah yang ada di setiap kabupaten dan kota.
"Sesuai laporan yang kami terima, saat ini yang sudah berjalan baik adalah tiga rumah singgah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan satu rumah di Kabupaten Seram Bagian Timur," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Maluku dr Meylke Pontoh di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan pada 2014 diprogramkan lagi pembukaan rumah singgah di Kabupaten Buru, Buru Selatan serta Kabupaten Maluku Tenggara.
Rumah singgah, kata Meylke Pontoh, merupakan program bantuan masyarakat yang sifatnya tidak dalam bentuk fisik tetapi advokasi kepada pemerintah daerah untuk memanfaatkan rumah warga yang dijadikan tempat tunggu bagi perempuan yang akan bersalin.
Apalagi kalau lokasi rumah seorang perempuan yang akan melahirkan anak itu agak berjauhan dari puskesmas pembantu, puskesmas atau rumah sakit, maka yang bersangkutan bisa menjalani proses persalinannya di rumah tersebut dengan mendapat bantuan tenaga medis yang sudah berpengalaman.
"Kondisi geografis wilayah Maluku yang didominasi wilayah laut dengan sarana perhubungan yang masih terbatas tentunya membutuhkan keberadaan rumah singgah bagi kaum perempuan yang akan melahirkan," katanya.
Keberadaan rumah singgah itu diharapkan bisa membantu masyarakat yang akan menjalani persalinan, terutama bagi mereka yang dalam kondisi normal.
"Kecuali bagi mereka yang kondisi kehamilannya dirasakan bermasalah maka harus diambil langkah cepat untuk dievakuasi ke puskesmas pembantu, puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014
"Sesuai laporan yang kami terima, saat ini yang sudah berjalan baik adalah tiga rumah singgah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan satu rumah di Kabupaten Seram Bagian Timur," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Maluku dr Meylke Pontoh di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan pada 2014 diprogramkan lagi pembukaan rumah singgah di Kabupaten Buru, Buru Selatan serta Kabupaten Maluku Tenggara.
Rumah singgah, kata Meylke Pontoh, merupakan program bantuan masyarakat yang sifatnya tidak dalam bentuk fisik tetapi advokasi kepada pemerintah daerah untuk memanfaatkan rumah warga yang dijadikan tempat tunggu bagi perempuan yang akan bersalin.
Apalagi kalau lokasi rumah seorang perempuan yang akan melahirkan anak itu agak berjauhan dari puskesmas pembantu, puskesmas atau rumah sakit, maka yang bersangkutan bisa menjalani proses persalinannya di rumah tersebut dengan mendapat bantuan tenaga medis yang sudah berpengalaman.
"Kondisi geografis wilayah Maluku yang didominasi wilayah laut dengan sarana perhubungan yang masih terbatas tentunya membutuhkan keberadaan rumah singgah bagi kaum perempuan yang akan melahirkan," katanya.
Keberadaan rumah singgah itu diharapkan bisa membantu masyarakat yang akan menjalani persalinan, terutama bagi mereka yang dalam kondisi normal.
"Kecuali bagi mereka yang kondisi kehamilannya dirasakan bermasalah maka harus diambil langkah cepat untuk dievakuasi ke puskesmas pembantu, puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014