Ternate (Antara Maluku) - Badan Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Bahari Berkesan menjalin kerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Ternate, Maluku Utara dalam pengembangan usaha pengrajin di daerah setempat.
Direktur BPRS Bahari Berkesan, Risdan Harly di Ternate, Sabtu mengatakan melalui kerja sama tersebut BPRS akan membantu pengrajin dalam permodalan sekaligus melakukan pendampingan kepada mereka dalam mengelola usahanya.
Pengrajin yang akan mendapat prioritas mendapatkan modal dan pendampingan oleh BPRS adalah yang tergabung dalam Dekranasda Kota Ternate serta yang memproduksi produk khas Ternate.
Ia mengatakan, setiap pengrajin yang akan mendapat bantuan modal dan pendampingnya dari BPRS juga harus membuka rekening di BPRS, sehingga bisa menjadi sarana kontrol untuk melihat perkembangan usaha mereka.
BPRS memberi perhatian usaha pengrajin di daerah ini, karena BPRS Bahari Berkesan merupakan milik Pemkot Ternate, selain itu, sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di sector usaha kecil di daerah ini.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Ternate, Nursiah Abdurahman mengatakan, Dekranasda telah menyiapkan tempat khusus bagi para pengrajin di daerah ini untuk memasarkan produknya yakni di swalayan Tara No Ate.
Para pengrajin di Ternate khususnya yang memproduksi kerajinan khas Ternate seperti kerajinan besi putih, batik khas Ternate dan aneka jenis kuliner khas Ternate seperti sirup pala dan bagea bisa memasarkan produknya di swalayan itu.
Menurutnya, lembaga ini punya konsultasi bagimana membangun kemasan dari pada produk dari pada usaha kecil menengah itu sendiri contohnya seperti yang kita lihat ini.
Sehingga, bisa bertanya dan bisa belajar bagaimana mendesain label produknya kemudian di lantai dua tempat ini juga kita melakukan tempat pelatihan,jadi ada masyarakat atau kelompok tertentu yang mau ingin belajar untuk mengetahui seperti apa membuat cenderamata batu disini siap untuk berbagi ilmu, ujarnya.
Ia mengatakan, hal ini bukan sekedar menjual, tetapi bisa membagi ilmu kepada masyrakat yang belajar.jadi istilahnya pelatihan dan itu kedepannya kita gratiskan, ketika masyarakat berminat untuk mau belajar maka yang pengrajin tersebut siap untuk membagi ilmu.
"Ini juga akan memudahkan bagi para wisatawan yang kebetulan berkunjung ke Ternate untuk mendapatkan produk kerajinan Ternate atau makanan khas untuk dibawa pulang sebagai ole-ole ke daerah asalnya," ujar Nursiah.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014
Direktur BPRS Bahari Berkesan, Risdan Harly di Ternate, Sabtu mengatakan melalui kerja sama tersebut BPRS akan membantu pengrajin dalam permodalan sekaligus melakukan pendampingan kepada mereka dalam mengelola usahanya.
Pengrajin yang akan mendapat prioritas mendapatkan modal dan pendampingan oleh BPRS adalah yang tergabung dalam Dekranasda Kota Ternate serta yang memproduksi produk khas Ternate.
Ia mengatakan, setiap pengrajin yang akan mendapat bantuan modal dan pendampingnya dari BPRS juga harus membuka rekening di BPRS, sehingga bisa menjadi sarana kontrol untuk melihat perkembangan usaha mereka.
BPRS memberi perhatian usaha pengrajin di daerah ini, karena BPRS Bahari Berkesan merupakan milik Pemkot Ternate, selain itu, sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di sector usaha kecil di daerah ini.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Ternate, Nursiah Abdurahman mengatakan, Dekranasda telah menyiapkan tempat khusus bagi para pengrajin di daerah ini untuk memasarkan produknya yakni di swalayan Tara No Ate.
Para pengrajin di Ternate khususnya yang memproduksi kerajinan khas Ternate seperti kerajinan besi putih, batik khas Ternate dan aneka jenis kuliner khas Ternate seperti sirup pala dan bagea bisa memasarkan produknya di swalayan itu.
Menurutnya, lembaga ini punya konsultasi bagimana membangun kemasan dari pada produk dari pada usaha kecil menengah itu sendiri contohnya seperti yang kita lihat ini.
Sehingga, bisa bertanya dan bisa belajar bagaimana mendesain label produknya kemudian di lantai dua tempat ini juga kita melakukan tempat pelatihan,jadi ada masyarakat atau kelompok tertentu yang mau ingin belajar untuk mengetahui seperti apa membuat cenderamata batu disini siap untuk berbagi ilmu, ujarnya.
Ia mengatakan, hal ini bukan sekedar menjual, tetapi bisa membagi ilmu kepada masyrakat yang belajar.jadi istilahnya pelatihan dan itu kedepannya kita gratiskan, ketika masyarakat berminat untuk mau belajar maka yang pengrajin tersebut siap untuk membagi ilmu.
"Ini juga akan memudahkan bagi para wisatawan yang kebetulan berkunjung ke Ternate untuk mendapatkan produk kerajinan Ternate atau makanan khas untuk dibawa pulang sebagai ole-ole ke daerah asalnya," ujar Nursiah.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014