Pabrik es bertenaga surya resmi beroperasi di desa Kawa, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) guna meningkatkan ekonomi masyarakat melalui sektor perikanan dan kelautan serta pemberdayaan nelayan lokal.
Proyek pabrik es tenaga surya di desa Kawa, merupakan kerja sama Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Kelautan dan Perikanan bersama International Pole and Line Foundation (IPNLF) dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH’ (GIZ), kata Kepala dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku, Erawan Asikin, Selasa.
Ia mengatakan, proyek ini melalui sebuah teknologi inovatif yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat pesisir, melalui energi bersih, dan praktik Perikanan berkelanjutan.
Selama ini katanya, harus diakui penggunaan es balok rumahan memiliki keterbatasan baik kualitas maupun kuantitas, sehingga dibutuhkan es balok.
Diharapkan dengan adanya es balok ini kualitas ikan dapat dipertahankan, penurunan kualitas mutu dapat diperlambat dan tingkatan ikan lebih bagus, nilai jual tinggi dan berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan.
"Untuk ibu- ibu yang nantinya pendapatan dari penjualan es rumahan karena beralih ke es balok, karena bapak- bapak yang akan mendapatkan tambahan dari mutu ikan, " katanya.
Fisheried Lead IPNLF Indonesia, Maskur Tamanyira menjelaskan, Proyek Solar Ice Maker hadir pertama di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2022.
Kemudian dilanjutkan dengan pengusulan proposal untuk membuat ekologi baru, di lokasi kerja yang mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat, pemda, pengusaha setempat dan pihak lain yang dapat mewujudkan terobosan dapat terjadi.
"Kami mengusulkan desa Kawa kabupaten SBB dengan konsep baru solar ice maker 2.0, dan mencari mitra terkait yakni GIZ yang pertama kali mendorong teknologi ini pertama kali bisa terjadi di Kupang, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku," katanya.
Pabrik es tenaga surya, dilengkapi dengan panel Surya 25 kilo watt peak (kWp), yang digunakan untuk mendinginkan larutan air garam hingga (-15) derajat Celcius untuk pembuatan balok es, sehingga pada malam hari proses pembuatan balok es ini dapat terus berlangsung.
Sementara itu Energy Program, GIZ Indonesia/ASEAN, Frank Stegmüller menambahkan, disadari matahari merupakan sumber energi utama manusia, kurun waktu satu jam matahari dapat menyediakan lebih banyak energi untuk bumi, dari pada yang dibutuhkan manusia dalam satu tahun penuh.
Di tahun 2021 teknologi ini mendapat penghargaan UNDP Ocean inovation award 2021, dan atas dukungan UNDP dan mitra pelaksana utama IPNLF maka dilakukan peresmian pabrik ea tenaga surya 2.0 yg juga menjadi produk Indonesia.
"Kita harus dukung nelayan dengan menyediakan es batu segar untuk mendukung kegiatan sehari- hari mereka, jika ini tercapai maka kami telah melakukan tugas dengan baik, " ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Proyek pabrik es tenaga surya di desa Kawa, merupakan kerja sama Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Kelautan dan Perikanan bersama International Pole and Line Foundation (IPNLF) dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH’ (GIZ), kata Kepala dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku, Erawan Asikin, Selasa.
Ia mengatakan, proyek ini melalui sebuah teknologi inovatif yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat pesisir, melalui energi bersih, dan praktik Perikanan berkelanjutan.
Selama ini katanya, harus diakui penggunaan es balok rumahan memiliki keterbatasan baik kualitas maupun kuantitas, sehingga dibutuhkan es balok.
Diharapkan dengan adanya es balok ini kualitas ikan dapat dipertahankan, penurunan kualitas mutu dapat diperlambat dan tingkatan ikan lebih bagus, nilai jual tinggi dan berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan.
"Untuk ibu- ibu yang nantinya pendapatan dari penjualan es rumahan karena beralih ke es balok, karena bapak- bapak yang akan mendapatkan tambahan dari mutu ikan, " katanya.
Fisheried Lead IPNLF Indonesia, Maskur Tamanyira menjelaskan, Proyek Solar Ice Maker hadir pertama di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2022.
Kemudian dilanjutkan dengan pengusulan proposal untuk membuat ekologi baru, di lokasi kerja yang mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat, pemda, pengusaha setempat dan pihak lain yang dapat mewujudkan terobosan dapat terjadi.
"Kami mengusulkan desa Kawa kabupaten SBB dengan konsep baru solar ice maker 2.0, dan mencari mitra terkait yakni GIZ yang pertama kali mendorong teknologi ini pertama kali bisa terjadi di Kupang, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku," katanya.
Pabrik es tenaga surya, dilengkapi dengan panel Surya 25 kilo watt peak (kWp), yang digunakan untuk mendinginkan larutan air garam hingga (-15) derajat Celcius untuk pembuatan balok es, sehingga pada malam hari proses pembuatan balok es ini dapat terus berlangsung.
Sementara itu Energy Program, GIZ Indonesia/ASEAN, Frank Stegmüller menambahkan, disadari matahari merupakan sumber energi utama manusia, kurun waktu satu jam matahari dapat menyediakan lebih banyak energi untuk bumi, dari pada yang dibutuhkan manusia dalam satu tahun penuh.
Di tahun 2021 teknologi ini mendapat penghargaan UNDP Ocean inovation award 2021, dan atas dukungan UNDP dan mitra pelaksana utama IPNLF maka dilakukan peresmian pabrik ea tenaga surya 2.0 yg juga menjadi produk Indonesia.
"Kita harus dukung nelayan dengan menyediakan es batu segar untuk mendukung kegiatan sehari- hari mereka, jika ini tercapai maka kami telah melakukan tugas dengan baik, " ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024