Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate memetakan potensi cuaca ekstrem di Maluku Utara (Malut), karena saat ini terpantau adanya pola tekanan rendah dan konvergensi di sekitar wilayah daerah itu.

"Memang, terpantau adanya pola tekanan rendah dan konvergensi yang memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan hampir di seluruh wilayah Malut," kata Kepala BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Sakimin di Ternate, Kamis.

Menurut dia, umumnya kondisi cuaca di Maluku Utara selama periode 19 - 25 Desember 2024 adalah berawan - hujan ringan, dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat secara fluktuatif yang terjadi pada siang/sore,malam dan dini hari.

Sehingga, kata dia, perlu diwaspadai terjadinya dampak turunan dari fenomena hidrometeorologi tersebut, di antaranya banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, dan angin kencang.

Dia mengungkapkan, untuk 19-20 Desember 2024 ada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Taliabu dan sekitarnya.

Sedangkan 21 - 22 Desember 2024 ada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Tengah, Tidore Kepulauan,Kota Ternate,Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Pulau Taliabu dan sekitarnya.

Kemudian, untuk 23 - 25 Desember 2024 diprediksi potensi hujan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Timur, Tidore Kepulauan,Kota Ternate,Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Pulau Taliabu dan sekitarnya.

Untuk itu, pemerintah dan masyarakat diimbau memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi penurunan jumlah curah hujan dan pohon tumbang serta mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana akibat angin kencang.

"Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing dan mulai memahami cara mengurangi risiko bencana tersebut misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan, dan menata lingkungan sektarnya ," ujarnya.

Menyikapi hal tersebut diharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat dapat meningkatkan kesiapsigaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeoralogi di Wilayah Provinsi Maluku Utara dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Daniel


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024