Ambon (Antara Maluku) - Arus mudik antarpulau melalui pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah, jelang Idul Fitri 1435 Hijriah, mencapai puncaknya pada Sabtu.

Pantauan di pelabuhan speedboat Desa Tulehu, Sabtu, warga terlihat berjubel untuk menunggu speed boat yang akan dimanfaatkan untuk mudik dari Ambon menuju kampung halamannya di Pulau Haruku, Saparua dan Nusalaut.

Arus pemudik dari pelabuhan tersebut terutama menuju Pulau Haruku, terlihat paling ramai terutama tujuan ke Lia Negeri berpenduduk Muslim yakni negeri Pelauw, Ori, Kailolo, Rohomoni, Kabau.

"Kami sekeluarga memilih mudik hari ini, karena telah memasuki waktu liburan sekolah maupun perkantoran, sehingga dapat menghabiskan waktu lebih banyak untuk merayakan Idul Fitri yang merupakan hari kemenangan umat Muslim bersama seluruh basudara (bersaudara) di kampung halaman," ujar Ruddy Sangadji, warga Desa Rohomoni.

Ruddy mengakui, sejak Sabtu pagi, pesisir pantai Desa Tulehu, telah dipadati warga yang akan mudik ke kampung halamannya.

Dia mengaku, telah menunggu lebih dari 30 menit untuk mendapatkan speed boat yang akan digunakan mengangkut seluruh keluarga mudik ke kampung halaman, itu pun harus saling berebutan antarsesama warga.

Rata-rata speed boat yang beroperasi di Desa Tulehu tersebut berukuran kecil, berdaya angkut tujuh hingga 12 orang saja, dengan tarif Rp25.000 hingga Rp35.000 per orang tergantung desa tujuan.

Tetapi jika harus menyewa, maka dikenakan biaya Rp250.000 hingga Rp500 ribu sekali jalan.

"Padahal jika hari biasa, biaya sewa speed boat berkapasitas tujuh orang untuk sekali jalan ke Desa Rohomoni hanya Rp150.000 saja," ujar Ipin Kota, warga Rohomini lainnya.

Sejumlah pengemudi speed boat mengaku telah beroperasi sejak Sabtu subuh untuk mengangkut warga yang ingin mudik ke kampung halamannya, baik di Pulau Haruku maupun ke Pulau Saparua.

"Beta (saya) sudah 10 kali pulang balik mengantar warga untuk mudik ke beberapa Desa di Pulau Haruku. tarifnya Rp250 ribu sekali angkut," ujar Imran, salah seorang pengemudi speed boat.

Dia mengakui, hingga Sabtu petang telah memperoleh keuntungan lebih dari Rp3 juta atau hampir mencapai tiga kali lipat dibanding hari-hari biasanya.

Imran mengaku, pelabuhan speed boat di Desa Tulehu sangat ramai dan padat didatangi warga yang akan mudik ke kampung halaman mereka.

"Hari ini (Sabtu) merupakan puncak mudik karena sekolah, kampus, perkantoran telah libur. besok (Minggu) pasti sepi dan pemudik hanya sebagian kecil saja," katanya.

Berdasarkan pantauan puncak arus mudik juga terjadi di pelabuhan Mamoking, Desa Tulehu yang dikhususkan untuk kapal cepat dan feri yang melayari rute Amahai, Pulau Saparua dan Nusalaut, kabupaten Maluku Tengah.

Tiga kapal cepat yang dioperasikan untuk melayari rute Ambon - Masohi terlihat dipadati penumpang hingga ke bagian luar kapal, dan diperkirakan melebihi kapasitas angkut masing-masing yang hanya 250 orang penumpang.

Sedangkan dua unit feri yang dioperasikan lebih banyak dipadati pemudik yang menggunakan kendaraan bermotor. Para pemudik saling berdesak-desakan agar dapat naik ke dalam feri, sehingga sering bertengkar dengan petugas kapal.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014