Ambon (Antara Maluku) - Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Siri Sori Islam (IPPMASSI) kembali mendatangi Mapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease untuk melakukan aksi demonstrasi, menuntut pengungkapan kasus penembakan yang menewaskan Rafsanjani Lestaluhu pada 6 Januari 2015.
"Kami mengutuk keras tindakan pembunuhan dengan cara penembakan yang menyebabkan tewasnya Rafsanjani, saat bersangkutan berada di hutan untuk memanen bunga cengkeh," kata Ketua Umum IPPMASSI, Musni Sanaky di Ambon, Selasa.
Para demonstran menuntut Kapolres untuk mengejar dan menangkap pelaku serta mengusut tuntas kasus tersebut.
Mereka memberikan waktu 3 x 24 jam kepada pihak Polres untuk mengungkap kasus ini dan kalau tidak dipenuhi maka IPPMASSI akan kembali melakukan aksi serupa dengan jumlah massa yang lebih besar.
Komponen pemuda, pelajar dan mahasiswa serta seluruh elemen masyarakat Siri Sori Islam juga mendesak aparat keamanan melakukan razia ke rumah-rumah penduduk untuk mencari senjata api yang masih disimpan dan menangkap para pelakunya untuk diproses hukum.
Menurut mereka, aksi penembakan warga di Kecamatan Saparua, seperti yang menewaskan Rafsanjani, bukan baru pertama kali terjadi, namun sudah sekitar empat kali terjadi dan menimbbulkan korban tewas dan luka-luka.
Beberapa hari pascapenembakan Rafsanjani Lestaluhu, IPPMASSI mendatangi Mapolres Ambon dan memberikan waktu tiga hari bagi polisi untuk mengungkap oknum pelaku penembakan.
Namun karena belum terungkap dan polisi baru meminta keterangan lebih dari lima orang saksi, IPPMASSI kembali mendatangi Mapolres Ambon untuk melakukan demonstrasi.
Pendemo juga sempat berorasi di depan tugu Gong Perdamaian Dunia dan menjaga pengawalan aparat kepolisian.
"Ini demo damai yang tidak anarkis. Masyarakat Siri Sori adalah warga yang terpelajar, hanya menuntut minta polisi segera mengungkap oknum pelaku penembakan," teriak salah satu orator.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Kami mengutuk keras tindakan pembunuhan dengan cara penembakan yang menyebabkan tewasnya Rafsanjani, saat bersangkutan berada di hutan untuk memanen bunga cengkeh," kata Ketua Umum IPPMASSI, Musni Sanaky di Ambon, Selasa.
Para demonstran menuntut Kapolres untuk mengejar dan menangkap pelaku serta mengusut tuntas kasus tersebut.
Mereka memberikan waktu 3 x 24 jam kepada pihak Polres untuk mengungkap kasus ini dan kalau tidak dipenuhi maka IPPMASSI akan kembali melakukan aksi serupa dengan jumlah massa yang lebih besar.
Komponen pemuda, pelajar dan mahasiswa serta seluruh elemen masyarakat Siri Sori Islam juga mendesak aparat keamanan melakukan razia ke rumah-rumah penduduk untuk mencari senjata api yang masih disimpan dan menangkap para pelakunya untuk diproses hukum.
Menurut mereka, aksi penembakan warga di Kecamatan Saparua, seperti yang menewaskan Rafsanjani, bukan baru pertama kali terjadi, namun sudah sekitar empat kali terjadi dan menimbbulkan korban tewas dan luka-luka.
Beberapa hari pascapenembakan Rafsanjani Lestaluhu, IPPMASSI mendatangi Mapolres Ambon dan memberikan waktu tiga hari bagi polisi untuk mengungkap oknum pelaku penembakan.
Namun karena belum terungkap dan polisi baru meminta keterangan lebih dari lima orang saksi, IPPMASSI kembali mendatangi Mapolres Ambon untuk melakukan demonstrasi.
Pendemo juga sempat berorasi di depan tugu Gong Perdamaian Dunia dan menjaga pengawalan aparat kepolisian.
"Ini demo damai yang tidak anarkis. Masyarakat Siri Sori adalah warga yang terpelajar, hanya menuntut minta polisi segera mengungkap oknum pelaku penembakan," teriak salah satu orator.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015