Ambon (ANTARA) - DPRD Provinsi Maluku meminta aparat keamanan melibatkan unsur intelijen untuk mengungkap kasus penembakan yang dilakukan orang tidak dikenal di Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, hingga mengakibatkan seorang warga meninggal dunia dan seorang lagi terluka.
"DPRD mengutuk keras aksi seperti ini yang terjadi pada saat peringatan HUT pahlawan nasional Pattimura ke-602," kata Ketua DPRD Provinsi Maluku Benhur G. Watubun kepada wartawan di Ambon, Rabu, menanggapi kasus penembakan terhadap dua orang warga di Saparua yang terjadi pada Senin (15/5)..
Menurut dia, peristiwa penembakan seperti ini sudah terjadi beberapa kali di kawasan Saparua sehingga berpengaruh terhadap situasi dan kondisi kamtibmas setempat. Selain itu, masyarakat yang beraktivitas juga merasa tidak aman.
Benhur mendesak peran aktif aparat keamanan dari Polri dan TNI dalam mengungkap pelaku penembakan serta motifnya secepat mungkin agar situasi menjadi kondusif.
"Sarana intelijen digunakan dalam mengungkap oknum pelaku dan DPRD Maluku akan mendorong pemerintah daerah serta aparat kepolisian untuk melakukan langkah-langkah antisipatif," ucap Benhur.
Kepala Kepolisian Resor Kota Pulau Ambon dan PP Lease Komisaris Besar Polisi Raja Arthur Simamora pada kesempatan sebelumnya mengakui adanya kasus penembakan yang dilakukan orang tidak dikenal terhadap dua orang warga di Kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah.
"Berdasarkan informasi yang kami terima, memang benar ada kejadian penembakan oleh orang tidak dikenal terhadap dua warga," jelas Kapolresta.
Salah satu korban penembakan yang diketahui perempuan berinisial WH (41) meninggal dunia, sementara satu korban lainnya seorang pria berinisial RP (52) mengalami luka tembak dan harus menjalani perawatan medis.
Kedua korban terkena tembakan yang dilakukan orang tidak dikenal secara tersembunyi saat mereka berada tidak terlalu jauh dari Kantor Kecamatan Saparua.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPRD Maluku minta intelijen ungkap kasus penembakan warga di Saparua