Ambon (ANTARA) - Majelis perkumpulan raja se-Maluku atau Latupati mengukuhkan gelar adat kehormatan kepada Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath.
“Melalui Surat Keputusan (SK) Majelis Latupati Maluku Nomor : 01/SK/MLPM/05/2025 tentang penganugerahan gelar adat kepada Gubernur Maluku dan Wakil Gubernur Maluku, Majelis Latupati Maluku memberikan gelar Adat kepada saya sebagai Upulatu Maluku dan Wakil Gubernur Maluku H. Abdullah Vanath sebagai Pati Maluku,” kata Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa di Ambon, Rabu.
Gelar ini, ujar Gubernur Hendrik, bukan sekadar simbol kekuasaan, melainkan representasi dari kepemimpinan yang mengayomi, melindungi, dan mempersatukan seluruh masyarakat Maluku.
“Amanah adat ini sebuah kehormatan dan kepercayaan besar dari masyarakat adat Maluku, melalui Forum Majelis Latupati Maluku,” jelasnya.
Selanjutnya, Lewerissa menjelaskan gelar ini mengingatkannya kepada keluhuran nilai-nilai adat istiadat dan budaya dari para orang tua, yang terwariskan secara turun temurun dalam kehidupan masyarakat adat di 11 kabupaten/kota se-Maluku.
“Kami sadar betul di pundak kami ada harapan besar untuk menjaga keharmonisan dan kerukunan antarorang basudara, melestarikan nilai adat dan budaya Maluku, serta mewariskannya secara berkelanjutan bagi anak cucu kita,” ungkap Lewerissa.
Begitu pula dengan Gelar Pati Maluku yang diemban oleh Wakil Gubernur Maluku, Lewerissa menjelaskan gelar ini melambangkan ketegasan, loyalitas dan pengabdian yang tulus dalam mendampingi dan mendukung kepemimpinan Upulatu.
“Sinergisitas Upulatu dan Pati adalah kunci sukses untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang baik dan efektif di Maluku” terang Lewerissa.
Lewerissa juga menyampaikan bahwa pengukuhan ini bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, justru merupakan awal dari babak baru pengabdian di bumi raja-raja.
“Kami berjanji dan berikhtiar, dengan segenap kemampuan dan ketulusan hati, akan menjalankan amanah ini sebaik-baiknya, mendengarkan aspirasi masyarakat, dan bekerja untuk mewujudkan Maluku yang maju, adil dan sejahtera,” ujarnya.
Ia mengatakan Upulatu dan Pati bukan sebatas simbol, melainkan panggilan jiwa untuk melayani dengan cinta, merangkul dengan hikmat, dan membangun dengan nilai.